Sabtu, 05 September 2009

MANAQIB ABDUL QADIR JAILANI


Apa sebenarnya isi Manaqib itu? Isinya ialah sebagian besar mengenai riwayat hidupnya, tetapi yang terutama ditonjol-tonjolkan ialah budi pekkerti yang baik, kesalehannya, kezuhudannya dan keramat atau keanehan-keanehan yang didapati orang pada dirinya. Dikatakan bahwa Syeikh Abdul Kadir itu anaknya Abdul Saleh, anak Abdullah dst. sampai hubungannya kepada Hasan anak Ali bin Abi Thalib, kemanakan Nabi Muhammad SAW. Ibunya bernama Fatimah anak Sayyid Abdullah As-Suma'i Al-Husaini. Tentang keramatnya sangat banyaknya, tak ada hingganya. Imam Nawawii menceritakan tentang keramat ini dalam bukunya bernama Bustanul Arifin, dan mengatakan bahwa Abdul Kadir itu adalah guru dalam mazhab Syafi'i dan hambali. Imam Sarbanu menceritakan dalam kitabnya Thabaqat, bahwa tanda-tanda luar biasa daripada keramatan Syeikh Abdul Kadir sudah dirasakan ibunya sejak dalam kandungan, di antaranya ia tidak mau menyusu pada siang hari pada akhir bulan Sya'ban dan dalam bulan Ramadhan, sehingga hal itu menjadi tanda kedatangan bulan puasa pada tiap-tiap tahun. konon ibunya tatkala pergi mengaji dikelilingi oleh Malaikat, yang menjaga anaknya. Selanjutnya di kemukakan ceritera mengenai kasih sayang. Syeikh Abdul Kadir sejak kecil kepada kepada fakir miskin, menjauhkan segala perbuatan ma'siat, gemar belajar dan beramal tidak berkeputusan, seorang anak yang jujur, cinta kepada ibu bapaknya.

Ceritera-ceritera dalam Manaqib ini sesuai dengan beberapa uraian yang ditulis oleh Rusli Akhmad dalam kitabnya berhuruf Latin, bernama Syeikh Abdul Kadir Jailani, penerbitan Pena Mas (Jakarta, 1962).

Pada waktu masih kanak-kanak Sayyidinu Abdul Kadir tak suka bermain-main dengan anak-anak lain. Kekuatan jiwa batin yang dinyatakan sejak bayinya itu berjalan terus sampai nampak dalam sepak terjangnya sehari-hari dalam dalam kehidupan yang suci.

Ibunya dan kakeknya Sayyidina Abdullah Suma'i kedua-duanya Wali juga memberikan didikan yang sesuai dengan bakat dan kedudukan sebagai seorang wali.

Boleh dikata bahwa Abdul Kadir dilahirkan dan dididik dalam ayunan dan lingkungan keluarga Sufi. Di mana saja, manakala beliau berfikir-fikir akan bermain-main maka terdengarlah olehnya suara yang menanyakan padanya, kemana ia mau pergi. Tiap-tiap kali ia mendengar suara itu, kembalilah ia ke pangkuan ibunya dan mencari perlindungan daripadanya. Ketika ia berumur 10 tahun, ia diperintahkan mengaji.

Gurunya minta kepada para muridnya, agar kepadanya diberikan kelonggaran tempat tersendiri untuk duduk belajar. Pada waktu itu pula mendadak datang pada gurunya seorang laki-laki yang tidak dikenal olehnya, menyatakan yang dia mendengar daripada Malaikat, bahwa Abdul Kadir di kelak kemudian hari akan mencapai suatu tingkatan yang tinggi dalam kebatinan dan kerohanian.

Begitulah, Abdul Qadir hidup dan belajar di kota Jailan sampai berusia 18 tahun. Dalam waktu itu beliau telah menerima didikan sepantasnya bagi seorang pemuda dari sesuatu keturunan baik2 dan otaknya meningkat begitu tajam dan begitu cerdasnya sampai sesuatu pelajaran yang seharusnya dihafal dalam waktu waktu sedikitnya satu minggu, olehnya dapat dihafal dan difahami dalam waktu sehari saja.

Pada suatu hari, yaitu pada hari Arafah bagi kaum muslimin yang naik haji atau sehari sebelum hari Idul Adha, pergilah Abdul Kadir ke ladang untuk meluku (membajak sawah).

Ia berdiri di belakang bajak dan sapi bajaknya di depannya. Kemudian sapi menoleh ke belakang dan berkata kepadanya, bahwa bukan beginilah tujuan hidupnya di lahirkan di dunia ini. Peristiwa ini mengejutkan dia dan kemlailah dia pulang. Sekembali di rumahnya naik di atap atas rumah dan dengan mata hati bathini dia melihat suatu majlis yang amat besar di Arafah itu. Setelah itu ia memohon kepada ibunya, agar ibunya suka membaktikan dirinya kepada Tuhan serta suka mengirimkannya untuk pergi ke Bagdad meneruskan perjalannya.

Sebagai di ketahui oleh umum, pada waktu itu Bagdadlah sebuah pusat kota ilmu yang terkenal oleh seluruh kaum Muslimin dan di datangi oleh para pemuda dari seluruh penjuru dunia Islam, Adbul Kadir berkeinginan keras untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan kerohaniannya dalam bergaul dengan lain-lain wali beserta orang-orang suci di Bagdad.

Kecintaan ibunya, rumah dan tempat kelahirannya, perjalanan yang sukar, berbahaya dan jauh, lagi pula akan berdiam dalam suatu tewmpat di mana tidak ada teman dan sanak famili, itu semua bagi Abdul Kadir tak menjadikan halangan atau mengurangkan keinginan untuk mencari tambahan ilmunya.

Ketika ibunya mendengar permohonan anaknya itu, maka keluarlah air matanya, mengingat bahwa dia sudah tua dan suaminya, ayah Abdullah Kadir telah lama meninggal dunia. Maka timbulah pertanyaan dalam hatinya, apakah dia akan dapat bertemu kembali dengan anaknya yang sangat ia cintai dan ia didik dengan kasih mesra itu?

tetapi karena ibunya itu adalah seorang wanita yang bersih hati dan ta'at, maka dia tidak menghalang-halangi kehendak anaknya untuk berbakti kepada Tuhan dengan kebaktian yang sebesar-besarnya.

Setelah ibunyta menyetujui permohonan ia tadi dan mengizinkan untuk berangkat ke Bagdad, maka segeralah segala sesuatu yang perlu untuk perjalanan yang jauh itu disiapkan. Uang bekal 40 dinar oleh ibunya dimasukkan dalam baju anaknya, lalu dijahit agar tak mudah hilang dan dicuri orang. Kemudian Abdul Kadir menggabungkan diri pada suatu kalifah yang akan berangkat menuju ke Bagdad.

Tetapi sebelum berpisah, ibunya meminta suatu janji dari anaknya, bahwa Abdul Kadir tidak berkata bohong kepada siapa dan dalam keadaan bagaimanapun juga, walaupun ibunya telah tahu benar, bahwa anaknya itu sejak kecil tak pernah berdusta.

Janji itu dipersembahkan kepada ibunya, kemudian berpisahlah ibu dengan anak, kedua-duanya dengan hati yang amat berat.

Harus diingat pula di sini, bahwa perpisahan itu tidak untuk mencari harta, kekayaan, kemewahan, pangkat dan nama, tetapi melulu untuk berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa semata-mata.

Setelah beberapa hari kafilah itu berangkat, dan Abdul Kadir turut didalamnya, berjalan dengan selamat, maka tatkala hampir kafilah itu memasuki kota Bagdad, apakah yang terjadi?

Enam puluh panyamun berkuda marampok kafilah itu habis-habisan.

Tetapi apa anehnya?

Semua perampok tadi tak ada yang memperdulikan, menganiaya atau galak pada Abdul Kadir, karena sangka mereka pemuda ini tak punya apa-apa.

Kemudian ada salah seorang penyamun datang bertanya padanya, apa yang dia punyai, dijawabnya, bahwa dia mempunyai 40 dinar, dijahit dalam bajunya.

Penyamun tadi lalu lapor kepada pemimpinnya apa yang telah dia dengar dari pemuda itu.

Lalu diperintahkan oleh pemimpin penyamun tadi supaya pemuda itu dihadapkan padanya.

Setelah Abdul Kadir menghadap dan ditanyai oleh pemimpin penyamun itu, apakah benar apa yang telah dikatakan tadi, dijawab olehnya, bahwa benar apa yang telah ia katakan tadi.

Pemimpin penyamun lalu menyuruh mengiris jahitan bajunya, dan setelah jahitan baju itu tersayat, maka keluarlah 40 dinar itu. Melihat uang itu hati penyamun itu tidak menjadi suka cita, tetapi terpesona sejenak, kemudian menanyakan lagi pada Abdul Kadir, apakah sebabnya dia berkata yang sebenarnya itu.

Dijawab oleh Abdul Kadir dengan tenang, bahwa beliau telah berjanji kepada ibunya, tak akan berkata bohong pada siapapun dan dalam keadaan bagaimanapun juga.

Mendengar jawaban itu pemimpin penyamun tadi bercucurlah air mata dan menangis dengan tersedu-sedu, karena ia merasa dalam hati kecilnya bahwa ia selama hidupnya sampai di sa'at itu, terus menerus telah melanggar perintah-perintah Tuhannya, sedang seorang pemuda ini ntidak berani melanggar janji terhadap ibunya.

Seketika itu juga pemimpin penyamun tadi berjabat tangan dengan Abdul Kadir dan berjanji dengan bersikap sopan dan sungguh akan memberhentikan pekerjaan penyamun ini yang diakuinya sendiri sebagai suatu perbuatan yang hina dan jahat.

Kemudian diperintahkan oleh pemimpin penyamun tadi pada anak buahnya, supaya semua barang-barang dikembalikan kepada yang punya masing-masing di antara kalifah itu dan dilanjutkanllah perjalannan kalifah itu dengan selamat ke Bagdad.

Anak buah penyamun itu seluruhnya mengikut jejak langkah pemimpinnya dan kembalilah mereka dalam masyarakat biasa mencari nafkah dengan halal dan jujur.

Demikian saya catat beberapa cerita dari karangan Rusly Akhmad mengenai Syeikh Abdul Kadir Jailani, sebuah kitab kecil yang tetulis dalam bahasa Indonesia berhuruf Latin, dan oleh karena itu dapatlah dibaca oleh golongan terpelajar dan dicapai dengan mudahnya.

Lebih jauh Imam Taqiyuddin menceritakan, bahwa pada suatu kali, tatkala Syeikh Abdul Kadir memasuki kota Bagdad ia bertemu dengan Nabi Khaidir, yang memerintahkan ia menunggu pada salah suatu tempat sampai ia kembali. syeikh Abdul Kadir konon menunggu pada tepi sebuah jalan selama tujuh tahun lamanya, dan selama itu ia hidup dengan makan rumput. Kemudian terdengar suara yang memerintahkan ia masuk kota Bagdad itu. Syeikh Hammadu Dibas pada suatu hari menunggu muridnya Abdul Kadir dalam ruang pengajaran. Dan oleh karena pintu tertutup, Syeikh Abdul Kadir tak berani masuk ke dalamnya, sehingga semalaman itu ia tidur diluar, sampai Dibas pada pagi harinya membuka pintu itu mendapat Syeikh Abdul Kadir di luarnya. Lalu dipeluknya dan berkata : "Tuhan sudah menjadikan engkau kepala dari segala wali-wali.

Salah satu pelajaran ruhani yang dinisbatkan bersumber pada pelajaran yang diberikan oleh Syech Abdul Qadir Jailani adalah pelajaran yang kadang disebut "setruman"

Pelajaran "setruman" (saya belum pernah mendengar nama pelajaran ini dalam bahasa aslinya-dalam bahasa arab)

Ada beberapa doa yang dibaca dan ada beberapa asma Allah yang dibaca, permohonan kepada Allah swt dengan memanfaatkan wasilah/perantara kepada Syech Abdul Qadir Jailani.

Bisa jadi permohonannya itu untuk mendapatkan pemahaman akan suatu ilmu yang umum, misal memohon pemahaman soal ilmu kimia, ilmu fisika, ilmu ekonomi, dll

BIsa jadi permohonannya itu adalah untuk mendapatkan ketrampilan berbahsa, bahasa apa saja, bhs inggris, bhs prancis,dll

Bisa jadi permohonannya itu adalah ketrampilan, misalnya ketrampilan bertinju, ketrampilan memijat, ketrampilan ilmu silat-ilmu silat,

Bisa jadi permohonannya itu adalah penyerapan keahlian dari seseorang yang berilmu, misal ilmu pidato milik bung Karno, ilmu silat milik Sunan Kalijogo,dll

Kemudian, ketika doa dibaca, beberapa waktu (tergantung keahlian), akan muncul seperti arus listrik (disetrum/setruman) dari arah jantung, kemudian daya 'arus listrik' itu akan menggerakkan tubuh kita dan semua perangkat yang ada di dalam diri kita, untuk bergerak sesuai apa yang kita mohonkan pada Allah swt.

Misal kita memohon ketrampilan tinju, maka getara/setruman/ daya arus listrik tadi, akan menggerakkan badan kita seperti laiknya orang yang sudah berlatih tinju bertahun2. (sesuai keahlian masing-masing pembaca doa ini di dalam nge-match-kan keyakinannya)

Beberapa pengalaman dari teman-teman yang pernah mendapatkan pelajaran ini diantaranya adalah :

1. teman2 SMA saya dulu yang kalau gak salah mendalami dzikir melalui thoriqoh "Baitul Hikmah", dalam keadaan sadar, dan dalam jangka waktu yang fantastis, teman2 cewek dan cowok yang mengikuti pelajaran ini bisa melakukan conversation dalam bahasa china, bahasa prancis, sebab mereka memang memohon pada Allah untuk kemampuan berbahasa.

2. Salah seorang teman SMA juga, satu waktu ketika dia dimintai memberikan sambutan didepan sekolah, ketika acara wisuda sekolah, sengaja memohon pada Allah ketrampilan berpidato dari bung Karno, maka 10 menit dia berpidato, 10 kali penonton bertepuk tangan, sampai-sampai kepala sekolah SMA yang waktu itu bertepuk tangan sambil berdiri sambil menggeleng2kan kepalanya kagum.

3. Salah seorang dari sahabat saya ketika saya masih kuliah di univ negri, "terpaksa" menggunakan doa ini, ketika dia sedang melakukan perjalanan luar kota dengan temannya, sementara temannya sudah ngantuk berat, sedangkan dia tidak pernah belajar mengemudi (tidak bisa mengemudi mobil), wal hasil jarak 26 km akhirnya di tempuh juga dengan ilmu "mengendarai mobil dadakan" ini :)

Ini sekelumit saja dari hikmah salah satu pelajaran di thoriqoh2 yang dinisbatkan kepada Syech Abdul Qadir Jailani...

Salah satu ilmu lain yang dinisbatkan juga pada thoriqoh ini, khususnya dinisbatkan sumbernya dari Syech Abdul Qadir Jailani, adalah yang sering disebut dengan pelajaran "Jalilul Akbar", atau kadang ada yang menyebut dengan nama ilmu "Pentol Korek"

Ilmu ini biasanya diturunkan untuk tingkat2 yang tinggi, yang seseorang murid itu sudah memiliki kesabaran yang dirasa cukup.

ilmu ini biasanya untuk membela diri, menjaga diri dari keroyokan. Tetapi kalau cuman menghadapi 5 atau 10 orang saja kadang tidak diperbolehkan memakai ilmu ini, Barulah boleh dipakai apabila dikeroyok orang 1 bis, atau 1 desa atau jumlah yang sangat banyak sekali.

Doa yang diajarkan juga tidak terlalu panjang, dalam bahasa arab kadang juga ada yang bilang dalam bahasa suryani (bahasa yang dipakai oleh Nabi Nuh), sebab konon katanya ada kata-kata yang gak ada terjemah arabnya..

Ilmu ini mengambil daya dari alam semesta, saya pernah mendengar ada 2 sumber daya yang dipakai. Yang pertama adalah dari bumi dan yang kedua adalah dari udara..

Jadi kadang ilmu ini yang mengambil daya dari bumi, sebelum pelaksanaannya mensyaratkan adanya persentuhan tubuh dengan tanah (bumi) dan kalau yang mengambil daya dari udara atau angin juga mensyaratkan persentuhan tubuh yang disadara/diniati dengan udara/angin juga...

Konon katanya, apabila doa Jalilul akbar ini dibaca, maka bagi sipembaca akan melihat orang2 yang mengeroyoknya menjadi kecil dan sangat kecil sampai sebesar pentolan korek saja (mungkin ini yang menyebabkan ilmu ini juga disebut ilmu "pentol korek" dan bukan "pentol bakso" ha..ha..ha.)

Sedangkan orang yang mengeroyok akan melihat si pembaca doa berubah menjadi seorang raksasa yang besar banget....(katanya sih he..he...)

Tapi ternyata legenda ilmu ini bukan monopoli orang Islam saja, sebab salah satunya adalah saudara dari ortu saya yang berasal dari pacitan, (dipacitan memang terkenal banyak ilmu yang aneh2 ), beliau pernah diberi "sesuatu tanah" oleh pamannya. Katanya sih tanah itu adalah tanah yang terikut di telapak kaki harimau. Konon lagi katanya, sangat jarang ada tanah yang bisa menempel di kaki harimau. Dan kalau sampai itu terjadi, maka tanah tersebut akan memiliki daya istimewa.

Saudara ayah saya ini, kalau marah sama seseorang, maka ia akan melihat orang tersebut berubah menjadi kecil, mengecil dan kecil.

Satu waktu beliau dengan anak perempuannya ikut numpang naik truk, maklumlah orang melarat...Nah di bak truk itu ternyata ada seorang polisi yang juga numpang. Merasa ada orang lain yang ikutan numpang, si polisi ini merasa gak nyaman, dan mulailah melakukan pemaksaan supaya saudara bapak saya dan anaknya itu turun ditengah jalan. Dipaksa-dipaksa-dipaksa begitu itu dan sudah mulai mengancam menggunakan fisik, ilmu tersebut keluar sendiri, saudara ayah saya mulai melihat si polisi makin lama makin mengecil dan mengecil, dan tinggal tergantung beliau, sekali pukul tentulah akan ada resiko sampai nyawa melayang. Tapi beliau memang orang yang sabar, akhirnya beliau malah yang minta maaf pada polisi tersebut dan kemudian beliau mengajak anaknya untuk turun dari bak truk itu dan mencari tumpangan truk lain.

Beberapa pengalaman dari orang-orang yang memiliki pelajaran "Jalilul Akbar" ini adalah sbb:

1. Satu waktu ketika seorang teman sedang mengantarkan guru ngajinya ke sebuah kota untuk undangan pengajian dan doa di kota tersebut, waktu itu kalau gak salah katanya mau ke lumajang, sebuah kota di jawa timur. Temen saya itu kendaraannya pakai starlet, kendaraan yang mungil itu. Beberapa kali kalau mesti berpapasan dengan mobil lain yang besar-besar, maka starlet tersebut dengan terkaget2 akan minggir ke pinggir jalan, bukan mengalah, tapi memang kalah besar.

Kemudian guru temen saya itu seperti sedang mainan, mengeluarkan tangannya dari jendela, kemudian mengusap kaca depan mobil. Dengan gerakan yang tidak menarik perhatian.

Ketika ada 2 truk yang menghabiskan bahu jalan, sekali lagi starlet yang kecil itu terseok2 minggir. Guru ngaji temen saya itu bilang "sudah, habis ini nanti gak usah minggir. Mentang2 kecil khok dibuat kalah2an. Wong jalannya sudah di jalan yang benar kok mau dipaksa minggir", kata beliau sambil tersenyum

Temen saya paham bahwa ada "something" dengan kendaraannya sekarang, maka ketika peristiwa serupa terulang, kali ini 2 bis beriringan saling menyalip menghabiskan lajur jalan, berpapasan dengan mobil starlet kecil, maka si temen ini tenang saja dan tetap membiarkan starletnya berjalan di jalan yang seharusnya.

Ketika jarak sudah semakin dekat, tiba2 keanehan terjadi, si bis seolah ketakutan dan ganti dia yang terseok2 mencari jalan untuk menghentikan kendaraannya dan dengan susah payah ia bisa mengambil tempat di belakang bis yang sudah mau di salip.

Temen saya tersenyum dan bertanya pada gurunya "wah mobil saya jadi kelihatan besar ya pak?", sang guru hanya tersenyum saja...

2. Salah seorang murid sebuah thoriqoh, sehabis mendapatkan pelajaran "Jalilul akbar" ini, belum sempat mengamalkannya. Beliau sedang bepergian sendiri ketika malam2 hari, mobil yang beliau tumpangi tiba-tiba dihadang oleh berpuluh2 orang. Sepertinya memang mau merampoknya. Sontak dalam kekagetan dan ketakutannya, beliau membaca doa "Jalilul Akbar" ini dan kemudian beliau keluar dari mobilnya. Keanehan terjadi ketika para penghadang yang sudah mengepungnya tiba-tiba berteriak minta tolong dan lari meninggalkan dia. Sementara dia sendiri tidak tahu apa yang terjadi.

Kadang saya masih bertemu dengan beliau ini meski gak mesti juga...

Begitu dalamnya rahasia doa-doa yang ada di dalam Islam, sebab itu benarlah apa yang dikatakan oleh Rasulullah saw, bahwa "Addua'u silahul mukmin" bahwa doa itu benar-benar senjatanya orang-orang mukmin, sayang sekali banyak yang tidak mendalami ajaran Islam melalui jalur tasawuf. moga-moga sedikit cerita ini membawa manfaaat

Maka ada pelajaran ruhaniyyah yang merupakan pelajaran pokok untuk habluminalloh, mendekatkan diri pada Allah yang diajarkan oleh Thoriqoh Qodiriyah ini, yaitu yang disebut dengan pelajaran dzikir Nafi-Itsbat atau dzikir kalimat thoyibbah atau dzikir kalimat "Laa ilahaa illalloh"

"Laa ilahaa" disebut kalimat peniadaan atau penolakan (Nafi) dan "illalloh" adalah kalimat penetapan, penegasan atau penguatan (Itsbat)

sebab Dzikir ini seringnya dilakukan dengan gerakan-gerakan tertentu, dan biasanya disuarakan (Jahar) maka kadang pelajaran Dzikir ini juga disebut pelajaran Dzikir Jahar.

Pelajaran Dzikir Nafi Itsbat ini sepertinya juga diajarkan di thoriqoh-thoriqoh lain seperti di thoriqoh Naqsabandiyah, thoriqoh Kholwatiyyah, Suhrawardiyyah, Shiddiqiyyah, dll yang nanti akan saya bicarakan tersendiri.

Adapun yang menjadi dasar bahwa ini merupakan ajaran pokok, ajaran yang utama, pondasi dan dasar di dalam ruhaniyyah adalah berdasar pada riwayat sahabat Abu Dzar al Ghiffari, beliau pernah bertanya pada Rasulullah,

"Yaa Rasulullah, berapakah jumlah Nabi sejak Adam sampai engkau?"

Nabi jawab,

"Jumlah Nabi sejak Adam sampai aku ada 124.000 Nabi dan utama2 ucapan mereka adalah "Laa ilahaa illalloh", inilah yang menjadikan ajaran dzikir Laa ilahaa illalloh dikatakan sebagai pokok pangkal ajaran Islam.

Nama-nama lain dari kalimat Laa ilahaa illalloh itu adalah, kalimatul thoyyibah, kalimatul haq, kalimatul ikhlas, dll.

Adapun detail caranya, kebetulan saya pernah mendapatkan pelajaran dzikir Nafi itsbat ini secara garis besar adalah sebagai berikut :

Puasa taubat sebagai persiapan proses penanaman kalimat thoyyibah, biasanya dilakukan 4 hari,

Mandi taubat di atas jam 12 malam, boleh dilakukan sekali saja sebelum menjalankan puasa taubat, atau setiap hari selama menjalankan puasa taubat

Sholat taubat dilaksanakan 2 rokaat dengan tuntunan khusus

Dan kemudian Dzikir kalimat taubat atau dzikir kalimat "Laa ilahaa illalloh" dengan tuntunan2 tertentu...

Adapun dzikir kalimat "Laa ilahaa illalloh" ini dilakukan dengan gerakan-gerakan tertentu

Laa kepala digerakkan dari arah pusar ke arah otak,

ilahaa kepala digerakkan dari arah otak ke arah bahu kanan,

ila kepala digerakkan turun ke arah hati/jantung

lloh pas jatuh di hati/jantung

bagi teman2 yang ada minat untuk mengerjakan pelajaran khusus dzikir kalimat taubat ini, silakan japri saya...

Dan ini merupakan langkah awal untuk mulai berjalan dari sisi ruhaniyyah....

Niat semuanya itu adalah Niat keluar dari lupa, masuk kepada ingat, semata-mata karena menjalankan perintah Allah ta'ala

Meski pelajaran dzikir nafi itsbat ini ditujukan untuk mendekatkan diri kepada Allah, tetapi seringkali percikan-percikan keanehan juga tetep terjadi..

Beberapa diantaranya adalah :

1. satu waktu salah seorang dari temen kerja saya, berasal dari tulungagung berkeinginan untuk mendekatkan diri pada Allah secara sungguh-sungguh melalui jalur tasawuf, maka saya beri tuntunan puasa taubat, sholat taubat dan dzikir kalimat taubat ini,

selesai dikerjakan, si teman saya ini bercerita pada saya. "wah pak huttaqi, ternyata puasa taubat itu hebat ya?", mendengar cerita itu saya sendiri yang heran, sebab selama ini orang menjalankan puasa taubat itu ya biasa-biasa saja, wong puasanya juga biasa2 aja, ya sahur ya buka..

lalu saya tanya "hebat gimana?"

"gini" kata teman saya itu," terus terang saja, ditulungagung saya kan belajar ilmu sesat, namanya macan putih (apa macan loreng..lupa aku)", nah begitu selesai puasa taubat ini, ilmu yang saya miliki tersebut hilang, gak bisa saya pakai lagi...

Saya jadi sempat bertafakur, bisa jadi karakter dari puasa taubat ini adalah membersihkan sisi-sisi lahir dan juga dari sisi-sisi bathin.

2.salah seorang berandalan kampung saya dulunya adalah pemabuk kelas wahid. Muntah gara2 minuman keras yang model bagaimanapun juga sudah pernah. Sampai untuk minuman yang bisa dirasakan menurutnya, bila minuman itu dikucurkan, kemudian disulut sama api, maka minuman keras itu akan terbakar..sampai kadarnya yang seperti itu.

Kemudian hidayah Tuhan sampai kepadanya, timbul keinginan untuk puasa taubat, selesai puasa taubat, suatu keanehan yang dia sendiri tidak habis pikir.

Keinginan untuk minum minuman keras sama sekali lenyap. tidak ada yang menasehatinya, tidak ada yang memaksanya...

Ini memang termasuk ilmu pokok di dalam ajaran tasawuf,

sebagaimana disebutkan bahwa di dalam hati manusia ada penyakit2 hati, seperti sifat riya, sombong, takabur, ujub, iri, dengki, dll.

Dan Nabi sudah bersabda,bahwa "dzikirullah syifa;ul qulub" "dzikir itu adalah obatnya hati", mengobati hati dari penyakit-penyakit hati..

dan Nabi juga sudah bersabda, bahwa "ada segumpal daging dalam diri manusia. Jika daging ini baik, maka baik pula seluruh dirinya, jika daging ini buruk, maka buruk pula seluruh dirinya. Dan itu adalah qolbun"

Dzikir Nafi Itsbat ini adalah alat untuk membersihkan hati, untuk mengobati hati, sampai kemudian hati kita menjadi tenang sebagaimana firman Allah,

"Dzikrullah tathma'inul qulun" "Dengan dzikir akan tenanglah dirimu"

moga-moga sedikit informasi ini bermanfaat

salam

syarifuddin

toreqoh qodariyah 7

Salah satu pelajaran ruhani yang dinisbatkan bersumber pada pelajaran yang diberikan oleh Syech Abdul Qadir Jailani adalah pelajaran yang kadang disebut "setruman"

Pelajaran "setruman" (saya belum pernah mendengar nama pelajaran ini dalam bahasa aslinya-dalam bahasa arab)

Ada beberapa doa yang dibaca dan ada beberapa asma Allah yang dibaca, permohonan kepada Allah swt dengan memanfaatkan wasilah/perantara kepada Syech Abdul Qadir Jailani.

Bisa jadi permohonannya itu untuk mendapatkan pemahaman akan suatu ilmu yang umum, misal memohon pemahaman soal ilmu kimia, ilmu fisika, ilmu ekonomi, dll

BIsa jadi permohonannya itu adalah untuk mendapatkan ketrampilan berbahsa, bahasa apa saja, bhs inggris, bhs prancis,dll

Bisa jadi permohonannya itu adalah ketrampilan, misalnya ketrampilan bertinju, ketrampilan memijat, ketrampilan ilmu silat-ilmu silat,

Bisa jadi permohonannya itu adalah penyerapan keahlian dari seseorang yang berilmu, misal ilmu pidato milik bung Karno, ilmu silat milik Sunan Kalijogo,dll

Kemudian, ketika doa dibaca, beberapa waktu (tergantung keahlian), akan muncul seperti arus listrik (disetrum/setruman) dari arah jantung, kemudian daya 'arus listrik' itu akan menggerakkan tubuh kita dan semua perangkat yang ada di dalam diri kita, untuk bergerak sesuai apa yang kita mohonkan pada Allah swt.

Misal kita memohon ketrampilan tinju, maka getara/setruman/ daya arus listrik tadi, akan menggerakkan badan kita seperti laiknya orang yang sudah berlatih tinju bertahun2. (sesuai keahlian masing-masing pembaca doa ini di dalam nge-match-kan keyakinannya)

Beberapa pengalaman dari teman-teman yang pernah mendapatkan pelajaran ini diantaranya adalah :

1. teman2 SMA saya dulu yang kalau gak salah mendalami dzikir melalui thoriqoh "Baitul Hikmah", dalam keadaan sadar, dan dalam jangka waktu yang fantastis, teman2 cewek dan cowok yang mengikuti pelajaran ini bisa melakukan conversation dalam bahasa china, bahasa prancis, sebab mereka memang memohon pada Allah untuk kemampuan berbahasa.

2. Salah seorang teman SMA juga, satu waktu ketika dia dimintai memberikan sambutan didepan sekolah, ketika acara wisuda sekolah, sengaja memohon pada Allah ketrampilan berpidato dari bung Karno, maka 10 menit dia berpidato, 10 kali penonton bertepuk tangan, sampai-sampai kepala sekolah SMA yang waktu itu bertepuk tangan sambil berdiri sambil menggeleng2kan kepalanya kagum.

3. Salah seorang dari sahabat saya ketika saya masih kuliah di univ negri, "terpaksa" menggunakan doa ini, ketika dia sedang melakukan perjalanan luar kota dengan temannya, sementara temannya sudah ngantuk berat, sedangkan dia tidak pernah belajar mengemudi (tidak bisa mengemudi mobil), wal hasil jarak 26 km akhirnya di tempuh juga dengan ilmu "mengendarai mobil dadakan" ini :)

Ini sekelumit saja dari hikmah salah satu pelajaran di thoriqoh2 yang dinisbatkan kepada Syech Abdul Qadir Jailani...

Thoriqoh Qodiriyyah [8]

Salah satu ilmu lain yang dinisbatkan juga pada thoriqoh ini, khususnya dinisbatkan sumbernya dari Syech Abdul Qadir Jailani, adalah yang sering disebut dengan pelajaran "Jalilul Akbar", atau kadang ada yang menyebut dengan nama ilmu "Pentol Korek"

Ilmu ini biasanya diturunkan untuk tingkat2 yang tinggi, yang seseorang murid itu sudah memiliki kesabaran yang dirasa cukup.

ilmu ini biasanya untuk membela diri, menjaga diri dari keroyokan. Tetapi kalau cuman menghadapi 5 atau 10 orang saja kadang tidak diperbolehkan memakai ilmu ini, Barulah boleh dipakai apabila dikeroyok orang 1 bis, atau 1 desa atau jumlah yang sangat banyak sekali.

Doa yang diajarkan juga tidak terlalu panjang, dalam bahasa arab kadang juga ada yang bilang dalam bahasa suryani (bahasa yang dipakai oleh Nabi Nuh), sebab konon katanya ada kata-kata yang gak ada terjemah arabnya..

Ilmu ini mengambil daya dari alam semesta, saya pernah mendengar ada 2 sumber daya yang dipakai. Yang pertama adalah dari bumi dan yang kedua adalah dari udara..

Jadi kadang ilmu ini yang mengambil daya dari bumi, sebelum pelaksanaannya mensyaratkan adanya persentuhan tubuh dengan tanah (bumi) dan kalau yang mengambil daya dari udara atau angin juga mensyaratkan persentuhan tubuh yang disadara/diniati dengan udara/angin juga...

Konon katanya, apabila doa Jalilul akbar ini dibaca, maka bagi sipembaca akan melihat orang2 yang mengeroyoknya menjadi kecil dan sangat kecil sampai sebesar pentolan korek saja (mungkin ini yang menyebabkan ilmu ini juga disebut ilmu "pentol korek" dan bukan "pentol bakso" ha..ha..ha.)

Sedangkan orang yang mengeroyok akan melihat si pembaca doa berubah menjadi seorang raksasa yang besar banget....(katanya sih he..he...)

Tapi ternyata legenda ilmu ini bukan monopoli orang Islam saja, sebab salah satunya adalah saudara dari ortu saya yang berasal dari pacitan, (dipacitan memang terkenal banyak ilmu yang aneh2 ), beliau pernah diberi "sesuatu tanah" oleh pamannya. Katanya sih tanah itu adalah tanah yang terikut di telapak kaki harimau. Konon lagi katanya, sangat jarang ada tanah yang bisa menempel di kaki harimau. Dan kalau sampai itu terjadi, maka tanah tersebut akan memiliki daya istimewa.

Saudara ayah saya ini, kalau marah sama seseorang, maka ia akan melihat orang tersebut berubah menjadi kecil, mengecil dan kecil.

Satu waktu beliau dengan anak perempuannya ikut numpang naik truk, maklumlah orang melarat...Nah di bak truk itu ternyata ada seorang polisi yang juga numpang. Merasa ada orang lain yang ikutan numpang, si polisi ini merasa gak nyaman, dan mulailah melakukan pemaksaan supaya saudara bapak saya dan anaknya itu turun ditengah jalan. Dipaksa-dipaksa-dipaksa begitu itu dan sudah mulai mengancam menggunakan fisik, ilmu tersebut keluar sendiri, saudara ayah saya mulai melihat si polisi makin lama makin mengecil dan mengecil, dan tinggal tergantung beliau, sekali pukul tentulah akan ada resiko sampai nyawa melayang. Tapi beliau memang orang yang sabar, akhirnya beliau malah yang minta maaf pada polisi tersebut dan kemudian beliau mengajak anaknya untuk turun dari bak truk itu dan mencari tumpangan truk lain.

Beberapa pengalaman dari orang-orang yang memiliki pelajaran "Jalilul Akbar" ini adalah sbb:

1. Satu waktu ketika seorang teman sedang mengantarkan guru ngajinya ke sebuah kota untuk undangan pengajian dan doa di kota tersebut, waktu itu kalau gak salah katanya mau ke lumajang, sebuah kota di jawa timur. Temen saya itu kendaraannya pakai starlet, kendaraan yang mungil itu. Beberapa kali kalau mesti berpapasan dengan mobil lain yang besar-besar, maka starlet tersebut dengan terkaget2 akan minggir ke pinggir jalan, bukan mengalah, tapi memang kalah besar.

Kemudian guru temen saya itu seperti sedang mainan, mengeluarkan tangannya dari jendela, kemudian mengusap kaca depan mobil. Dengan gerakan yang tidak menarik perhatian.

Ketika ada 2 truk yang menghabiskan bahu jalan, sekali lagi starlet yang kecil itu terseok2 minggir. Guru ngaji temen saya itu bilang "sudah, habis ini nanti gak usah minggir. Mentang2 kecil khok dibuat kalah2an. Wong jalannya sudah di jalan yang benar kok mau dipaksa minggir", kata beliau sambil tersenyum

Temen saya paham bahwa ada "something" dengan kendaraannya sekarang, maka ketika peristiwa serupa terulang, kali ini 2 bis beriringan saling menyalip menghabiskan lajur jalan, berpapasan dengan mobil starlet kecil, maka si temen ini tenang saja dan tetap membiarkan starletnya berjalan di jalan yang seharusnya.

Ketika jarak sudah semakin dekat, tiba2 keanehan terjadi, si bis seolah ketakutan dan ganti dia yang terseok2 mencari jalan untuk menghentikan kendaraannya dan dengan susah payah ia bisa mengambil tempat di belakang bis yang sudah mau di salip.

Temen saya tersenyum dan bertanya pada gurunya "wah mobil saya jadi kelihatan besar ya pak?", sang guru hanya tersenyum saja...

2. Salah seorang murid sebuah thoriqoh, sehabis mendapatkan pelajaran "Jalilul akbar" ini, belum sempat mengamalkannya. Beliau sedang bepergian sendiri ketika malam2 hari, mobil yang beliau tumpangi tiba-tiba dihadang oleh berpuluh2 orang. Sepertinya memang mau merampoknya. Sontak dalam kekagetan dan ketakutannya, beliau membaca doa "Jalilul Akbar" ini dan kemudian beliau keluar dari mobilnya. Keanehan terjadi ketika para penghadang yang sudah mengepungnya tiba-tiba berteriak minta tolong dan lari meninggalkan dia. Sementara dia sendiri tidak tahu apa yang terjadi.

Kadang saya masih bertemu dengan beliau ini meski gak mesti juga...

Begitu dalamnya rahasia doa-doa yang ada di dalam Islam, sebab itu benarlah apa yang dikatakan oleh Rasulullah saw, bahwa "Addua'u silahul mukmin" bahwa doa itu benar-benar senjatanya orang-orang mukmin, sayang sekali banyak yang tidak mendalami ajaran Islam melalui jalur tasawuf.

moga-moga sedikit cerita ini membawa manfaaat

salam

syarif

Tidak ada komentar: