Rabu, 23 September 2009

ADAB-ADAB ZIARAH PARA WALI



Nabi SAW bersabda,
“Barang siapa berziarah ke makamku, niscaya aku akan memberinya syafaatku.”
Wahai yang terbaik di antara para penghuni kubur, Wahai kau, yang keharumannya membubung luhur,Menuju ketinggian dan menukik menyentuh kedalaman,Mungkinkah aku jadi tebusan bagi makam yang kautinggali,Yang di dalamnya ada kemurnian, karunia, dan kemurahan hati! (sebuah puisi Arab Badui di makam Nabi SAW)

Untuk dapat melakukan ziarah dengan baik, perlu diperhatikan adab yang benar, agar tercapai tujuan yang semestinya, dan tidak meleset arahnya. Pastikan bahwa kita benar-benar sedang mengarah hanya pada apa-apa yang disukai dan diridai Allah SWT, jangan pada arah yang tidak jelas.

Bahwa berziarah kepada para awliya atau pun para kekasih Allah SWT—apalagi yang merupakan sahabat Nabi SAW, ataupun umumnya para wali, merupakan perkara yang sangat dianjurkan, dan seyogyanya begitu rupa kita pentingkan. Rasulullah SAW sendiri nyata-nyata mengunjungi makam sahabat-sahabat beliau, yang merupakan awliya itu, di Baqi' al-Gharqad, mendoakan ampunan Allah SWT bagi sahabat-sahabat beliau. Demikian juga beliau berziarah ke Uhud. Bahkan suatu ketika Rasulullah SAW juga menyapa suatu makam orang kafir,

“Betul nggak janji-janji Allah SWT yang aku disuruh menyampaikannya kepadamu? Ancaman-ancamannya sudah kamu jumpai sekarang kan?”

Mawlana Syekh Nazim QS dan Syekh Hisyam QS, ditemani Syekh Mustafa dan Ki Taufiq ketika berziarah ke Makam Syekh Abdullah Khani, salah satu Khalifah Syekh Abdul Khalid al-Baghdadi QS. Makam itu terletak di dalam kompleks Pesantren at-Taufiqy, Wonopringgo, Pekalongan. Ziarah dilakukan pada tahun 2001.

Para sahabat lalu bertanya, “Apakah mereka dapat mendengar sapaanmu itu yaa Rasulallah SAW? Rasulullah SAW menjawab, ”Mereka mendengar, namun (karena kafirnya di dunia dahulu, kini mereka sibuk dengan penderitaan yang sedang melilit dirinya di dalam kubur) tak mampu lagi menjawab sebagaimana mestinya.”

Nah, kalau orang kafir saja mendengar, walaupun tak berdaya menjawab, bagaimana halnya dengan orang mukmin? Bagaimana dengan orang saleh? Bagaimana dengan awliya? Bagaimana dengan para Syuhada? Bagaimana dengan Anbiya'? Bagaimana dengan sahabat-sahabat Nabi SAW yang mereka merupakan suluh bagi kita untuk dapat meraih petunjuk Allah SWT yang kita cari, dan yang sangat kita perlukan? Yang demikian ini sudah jelas terungkap dalam riwayat dan hadits yang shahih.

Hal-hal yang sepatutnya menjadi tujuan ziarah ke makam para wali, atau pun orang-orang alim adalah agar kita menjadi semakin dekat (qarib/taqarrub) kepada Allah SWT itu sendiri. Kedua adalah agar kita berdoa dengan tulus, dan bersungguh-sungguh untuk beliau; karena sesungguhnya Allah SWT telah menganugerahi suatu bentuk berkah yang berlimpah kepada beliau; dan karena ‘lubernya’ berkah itu, semoga terlimpah kembali kepada para peziarah dan keluarganya; yaitu dalam bentuk dan takaran rahmat yang semakin melimpah ruah.


Mawlana Syekh Hisyam Kabbani QS berziarah ke Makam Sunan Ampel di Surabaya pada tahun 2004. Pada awalnya beliau membaca Surat Yasiin, kemudian dilakukan zikir Khatm Khwajagan. Setelah ziarah Mawlana bercerita bahwa Sunan Ampel QS adalah penguasa spiritual di daerah itu, dan sejak hari pertama Mawlana datang ke Surabaya, Sunan Ampel QS sudah mengundangnya untuk berkunjung ke makam beliau. Mawlana juga berkata bahwa Sunan Ampel QS bukan seorang pengikut Tarekat Naqsybandi, namun pada saat ziarah, beliau minta ditunjukkan zikir yang biasa dilakukan oleh para pengikut Naqsybandi, yaitu Zikir Khatm Khwajagan. Sunan Ampel QS sangat senang dan setelah itu beliau berbay'at ke dalam Tarekat Naqsybandi.

Yang sepatutnya dilakukan olah para peziarah adalah mengambil posisi berhadapan muka dengan yang diziarahi. Dalam jarak yang cukup dekat namun penuh hormat. Menyampaikan salam dengan sikap yang sopan, khusyuk, merunduk, memandang ke bumi dangan teduh, serta menghormati pribadi yang diziarahi, seraya menanggalkan aneka macam kesadaran diri yang ada. Imajinasikan seolah-olah kita sedang menatap muka beliau, dan sorot mata beliau pun seolah-olah menatap kita. Hati meliput cakrawala keluhuran martabat maupun asrar (rahasia rohaniah) yang dilimpahkan Allah SWT pada beliau; pada keluhuran kewalian beliau; pada aspek kedekatan beliau dengan Allah SWT dan lantaran ketaatan beliau kepada-Nya yang telah mendatangkan limpahan wacana Rabbaniyah pada diri beliau itu. Lakukan hal ini dengan khidmat. Kalbu atau pun bashirah (mata batin) peziarah seharusnya terus-menerus dan semakin cermat menyadari dengan sungguh-sungguh bahwa betapa dangkal dan tumpulnya upaya diri kita untuk meraih taraf "kasih" Allah SWT seperti yang telah beliau peroleh itu. Maka tumbuhkanlah sendiri suatu nuansa kesadaran diri untuk mulai semakin bersungguh-sungguh untuk taat kepada Allah SWT; dengan meniru beliau yang sedang diziarahi itu, dan agar memperoleh pencerahan dari beliau.

Inilah nikmatnya berziarah yang dapat ditempuh untuk dapat lebih bergegas-gegas lagi menuju Allah SWT; bangunkan sendiri garis lurus dalam alam sadar (conscious) kita suatu energi gaib (di dalam kalbu) seraya mengelakkan diri dari pesona; magnitude; maupun tarikan kuat "selera duniawi".

Salat di Masjid Ampel setelah ziarah.

Ketahuilah, sesungguhnya getaran selera dangkal, atau duniawi itulah yang membutakan "bashirah", dan menghalangi suatu kedekatan antara kita dengan Allah SWT, atau pun dengan citra diri yang baik, dan itu jugalah yang tak henti-hentinya membuat kita berputar-putar secara tak berkeputusan.

Hendaknya peziarah memandang diri sendiri dengan mata hatinya; betapa sesungguhnya dengan ziarah itu berarti Allah SWT sedang bermurah hati menjadikan dirinya semakin mendekati seorang wali tertentu, dan bahwa dirinya mulai bersedia menyandang perilaku (akhlak) para kekasih-Allah SWT itu; bahwa ia semakin mantap dalam berpegangan kepada model panutan, serta jalan hidup yang benar, dan penuh kesungguhan menuju Allah SWT, seperti yang dilakukan beliau-beliau para awlia itu. Dan agar dapat mencapai martabat kehambaan yang hakiki di sisi Allah SWT, seperti yang saat ini menjadi reputasi beliau-beliau para wali itu.

di Makam Mawlana Malik Ibrahim QS atau Sunan Gresik, 2004

Namun betapa kenyataan sehari-hari yang dijalani para peziarah justru mendepak kembali peluang, dan kondisi yang dihadapkan oleh Allah SWT itu menjadi hanya selintas maya. Jika memang demikian, seharusnya peziarah mulai membayangkan seolah-olah dirinya sedang hadir di hari kiamat, atau pun di hari kebangkitan.

Saat itu para awliya yang bangkit dari makamnya itu pun dalam tampilan atau citra yang cerah dan penuh keriangan karena menyandang rida Allah SWT dari sebab perilaku yang beliau-beliau lakukan di dunia dahulu dengan penuh ketaatan – di samping keterkaitannya yang intens bersama Rasulullah SAW. Beliau-beliau mengendarai kereta cahaya yang menggambarkan karamah beliau, seraya dipayungi oleh para malaikat dengan payung yang gemerlap, yang berawal dari amalan-amalan salehnya. Di atas kepala beliau-beliau bertemaram cahaya tiara, sedemikian teduh, dan dapat kita jadikan tambatan yang dapat menyaput derita para pendosa, atau pun orang-orang yang berbekal ketaatan, namun lantaran pengejarannya di dunia ini atas syahwat yang tak berkeputusan, dapat menjungkalkan yang bersangkutan ke derita kubur. Orang-orang seperti itu kini sedang melolong dalam tujuannya dan kebingungannya. Penuh ketakutan dan bersimbah peluh yang telah menenggelamkan dirinya dalam nestapa, seraya makin tak tahu apa yang bisa diperbuatnya.

Yakinkanlah dirimu wahai peziarah, jangan sampai kelak akan mengalami yang demikian itu. Maka bangkitkan rohanimu, jangan lagi berlalai-lalai, berdukalah sekarang, menangislah saat ini, jangan nanti. Dan mulailah berdoa untuk kedua perspektifmu; di dunia ini, terutama di akhirat nanti. Mohonlah agar Allah SWT yang Rahim membenahi dirimu dengan mengkaruniakan Tawfiq kepadamu, seperti halnya menjadi karunia Allah SWT bagi orang-orang saleh. Bacalah ayat-ayat al-Qur'an, perbanyak doa, istighfar, penyadaran diri kepada Allah SWT yang semakin sungguh-sungguh dan penuh harap. Tentramkan dirimu bersama awliya, anbiya, atau sahabat, dan merasakan cukup bersamanya sajalah, jika yang demikian ini dapat kita persembahkan kepada Allah SWT niscaya Dia makin melimpahkan rahmat, dan semakin berkenan mengijabahkan doamu.

Ketahuilah hanya dengan bersungguh-sungguh, orang akan mendapatkannya dan yang beruntung meraih pintu Sang Pemurah, pasti tak akan kandas dari segala apa yang menjadi maksud dan tujuannya. Oleh karena itu hindarilah kecondongan hati yang tak bersungguh-sungguh melalui ziarahmu kepada orang saleh.

Berziarahlah dalam kekhusyukan, dalam taqarrub kepada Allah SWT. Janganlah karena pertimbangan membutuhkan pengakuan orang, dan jangan pula supaya terkesan sebagai orang saleh, malah nanti akan menjadi tambahan puing petaka rohanimu saja.

Hindarilah dari bercakap yang tidak baik, atau pun tak senonoh, atau pun yang tak jelas perlu dan manfaatnya, di haribaan makam orang saleh. Sebab hal itu dapat menimbulkan murka Allah SWT, dapat menimbulkan "gelo" (kekecewaan—Jawa) atau pun kedukaan orang saleh itu sendiri, dan sekiranya malah akan menghampirkan dirimu sendiri kepada kehancuran secara tidak kita sadari. Sekali lagi elakkan yang demikian ini.

Poin utama dalam ziarah adalah menggerakkan zikir, selawat, baca ayat al-Qur'an, sepenuh jiwa dan raga.

Hanya Allah SWT saja yang dapat menunjukkan kita ke jalan yang benar dan membahagiakan. Maka kita bersandar, bertumpu, dan berserah diri ke jalan-Nya. Selawat dan salam semoga makin terlimpah kepada Rasulullah SAW, pegangan kita hingga hari pembalasan kelak. La hawla wala quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘azhiim.

Adab Ziarah

Mengucapkan Salam (yang dipuisikan oleh Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad) kepada Arwah yang diziarahi, seraya menghadap ke Hadirat Allah SWT dengan sepenuh hati:

Salaamullah yaa Saadah Minarrahmaan yaghsyaakum (diulang di antara bait-bait berikut:)

Ibaadallah ji’naakum qaashadnaakum thalabnaakum Tu’inuunaa tughiitsuunaa bihimmatikum wajadwaakum Fah-buunaa wa uthuuna athaayaakum hadaa yaakum Falaa Khayyabtumuu zhannii fahasyaakum wahaasyaakum Sa’idnaa idz atainaakum wafuznaa hiina zurnaakum Faquumuu wasyfa’uu fiinaa ilar-rahmaan mawlakum `Asaa nuhzhaa asaa nu`thaa mazaayaa min mazaayaakum `Asaa Nazhrah `asaa rahmah taghsyaanaa wataghsyaakum Salaamullah hayyaakum wa’aynullaah tar’aakum Washallallahu Mawlaana wasallama maa ataynaakum ‘Alal Mukhtaari syaafi’inaa wamunqi dzinaa wa iyyaakum

ARTINYA :Wahai Tuanku, semoga Salam Allah tetap tercurah padamu Kami, hamba-hamba Allah datang kepadamu Kami bermaksud bersentuhan dengan rohanimu dan kami berharap berkahmu Untuk menolong kami, menyejukkan kami dengan siraman yang berasal darimu, sesuai dengan spirit dan pencapaianmu selama ini. Maka cintailah dan berikanlah kepada kami apa-apa yang Allah berikan padamu selama ini. Jangan biarkan pengharapan ini sia-sia, jauhlah engkau semua dari sifat tega menyia-nyiakan kami. Kami sangat beruntung datang di haribaanmu dan kami amat berbahagia dengan kunjungan ini, maka bangkitlah menjadi syafaat buat kami bermohon pada ar-Rahman tuanmu. Mudah-mudahan kita dirangkum dan dibelai dengan limpahan karunia yang selama ini dianugerahkan kepadamu. Mudah-mudahan kita dipandang dan dilimpahi rahmat yang akan makin menyelimuti kita. Mudah-mudahan engkau semakin dihidupkan dengan belaian Allah dan pandangan menggembalakan.
Mudah-mudahan rahmat Allah semakin terlimpah pada manusia pilihan agar semakin terlimpah untuk kita dan yang menuntun kami semua.

Al-Faatihah
Syahadat 3 kali
Istighfaar 3 kali
Al-Ikhlash 3 kali
Al-Falaq
An-Naas
Ihda: Ilaa Hadratin Nabi… ……….Al-Faatihah
Membaca Surat Al Mulk atau Surat Yasin atau lainnya

Doa

Al-Faatihah
bisa juga dibacakan zikir Khatm Khwajagan, Mawlid, Tahlil dan sebagainya.

TAWASUL SINGKAT YANG SERING DILAKUKAN PARA SYEIKH


Yaa sayyid as-Saadaat wa Nuur al-Mawjuudaat, yaa man huwaal-malja’u liman massahu dhaymun wa ghammun wa alam. Yaa Aqrab al-wasaa’ili ila-Allahi ta’aalaa wa yaa Aqwal mustanad, attawasalu ilaa janaabika-l-a‘zham bi-hadzihi-s-saadaati, wa ahlillaah, wa Ahli Baytika-l-Kiraam, li daf’i dhurrin laa yudfa’u illaa bi wasithatik, wa raf’i dhaymin laa yurfa’u illaa bi-dalaalatik, bi Sayyidii wa Mawlay, yaa Sayyidi, yaa Rasuulallaah:

Nabi/Shiddiq/Salmaan/Qaasim/Ja’far/Thayfuur/Abul Hasan/Abuu `Ali/Yuusuf/ Abul `Abbaas/`Abdul Khaaliq/`Aarif/Mahmuud/`Alii/Muhammad Baabaa as-Samaasii/Sayyid Amiir Kulaali /Khwaaja Bahaa`uddin Naqsyband/`Alaa`uddiin/Ya`quub /Ubayd Allaah/ Muhammad az-Zaahid/Darwiisy Muhammad/Khwajaa al-Amkanaki /Muhammad al-Baaqi/Ahmad al-Faruuqi/ Muhammad Ma’sum/Sayfuddiin/Nuur Muhammad/Habib Allaah/`Abd Allaah/Syekh Khaalid/Syekh Ismaa’il/Khaas Muhammad/Syekh Muhammad Effendi al-Yaraaghi/Sayyid Jamaaluddiin al-Ghumuuqi al-Husayni/Abuu Ahmad as-Sughuuri/Abuu Muhammad al-Madanii/Sayyidina Syekh Syarafuddin ad-Daghestani/ Sayyidina wa Mawlaana Sultan al-Awliya Sayyidi Syekh `Abd Allaah al-Fa’iz ad-Daghestani/ Sayyidina wa Mawlaana Sultan al-Awliya Sayyidi Syekh Muhammad Nazhim al-Haqqaani

Syahaamatu Fardaani/Yuusuf ash-Shiddiiq/`Abdur Ra`uuf al-Yamaani/Imaamul `Arifin Amaanul Haqq/Lisaanul Mutakallimiin `Aunullaah as-Sakhaawii/Aarif at-Tayyaar al-Ma`ruuf bi-Mulhaan/Burhaanul Kuramaa’ Ghawtsul Anaam/Yaa Shaahibaz Zaman wa yaa Shahibal `Unshur

Yaa Jibril, yaa Mikail, yaa Israfil, yaa Izrail, yaa Munkar wa Nakiir, yaa Sayyidina Maalik, yaa Sayyidina Ridwan

Yaa Sayyidina ‘Isa wal jami`a arba’a anbiyaa-i wal mursaliin
Yaa Bayyiu’u minal Anshaari, yaa Uways al-Qarani, yaa Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq, yaa Sayyidina `Umar, yaa Sayyidina Utsman, yaa Sayyidina `Ali, yaa Sayyidatina Fatima az-Zahra, yaa Sayyida Khadija al-Kubra, yaa Sayyidina Hasan wal Husayn, yaa Sayyidina Muhyiddin Ibn Arabi, yaa Sayyidina Abd Qadir Jilani, yaa Sayyidina Bayazid al-Bisthami

Yaa Budalla, Yaa Nujaba, Yaa Nuqaba, Yaa Awtad, Yaa Akhyar, Yaa A`Immatal Arba’a, yaa Malaaikatu fi samaawaati wal ardh, Yaa Awliya Allaah, yaa Saadaat an-Naqsybandi

Rijaalallaah a`inunna bi`aunillaah waquunuu `awnallana bi-Llah, a’sa nahdha bi-fadhlillah,
Al-Faatihah
(atau)
Yaa Rijaalallaah a`laa-Allaahu ta`ala darajatihim daaiman wa amaddanaa bi-madadihim wa-nafa`anaa bi-barakaatihim wa anfaasihimil-qudsiyyah, bi-hurmati man laa Nabiyya ba`dahu,
wa bi sirri Suuratil Faatiha
@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@

Tentang Tarekat Naqsybandi Haqqani


Tarekat kita adalah persahabatan (kebersamaan),
dan kebaikan berada dalam kebersamaan.
Hadrat Khwaja Syekh Bahauddin Naqsyband q.s

Tarekat Naqsybandi yang paling mulia merupakan sebuah sekolah pemikiran dan praktek yang berdiri di muka barisan kelompok yang menyebarluaskan kebenaran dan memerangi kebathilan serta ketidakadilan, khususnya di Asia Tengah dan India di masa lampau, di Cina dan Uni Soviet di masa modern, serta di Eropa dan Amerika Utara belakangan ini. Syekh-Syekh Naqsybandi yang berperan di bidang politik, sosial, pendidikan dan spiritual dalam masyarakat mereka, berperilaku berdasarkan Kitab Suci al-Quran dan Sunnah Rasulullah saw.

Tarekat Naqsybandi yang paling mulia adalah jalan yang dianut para Sahabat Rasul dan orang-orang yang mengikutinya. Tarekat ini tersusun atas peribadatan yang terus-menerus dalam setiap tindakan, baik luar maupun dalam, dengan disiplin yang lengkap dan sempurna berdasarkan Sunnah Rasulullah saw. Hal tersebut berisikan pemeliharaan adab pada tingkat tertinggi dan dengan tegas meninggalkan bid�ah dan interpretasi bebas dalam kebiasaan-kebiasaan umum dan perilaku pribadi. Juga memiliki elemen menjaga kesadaran akan Hadirat Allah swt., Yang Maha Kuasa dan Maha Agung, menuju peniadaan diri sendiri dan pengalaman yang sempurna akan Hadirat Ilahi. Tarekat ini merupakan cerminan sempurna dari kesempurnaan tertinggi. Merupakan jalan pensucian diri dengan jalan perjuangan yang paling sulit, pergulatan melawan ego. Dia bermula di tempat di mana yang lain berakhir, dalam ikatan Cinta Ilahiah yang sempurna, yang telah dianugerahkan kepada Sahabat Rasulullah saw. yang pertama, Abu Bakar ash-Shiddiq r.a.

Doa dan Awrad Pelindung Diri

Syekh Hisyam Kabbani QS
Ayat-Ayat Surat al-Kahfi

Sepuluh ayat pertama dan terakhir Surat al-Kahfi perlu dibaca untuk melindungi diri dari fitnah Dajjal.

Alhamdulillaahil ladzii anzala `alaa `abdihil kitaaba wa lam yaj`al-lahuu `iwajaa
[1] qayyiman-liyundzira ba’san syadiidan min ladunhu wa yubasyiral mu’miniinal ladziina ya`maluunash-shaalihaati anna lahum ajran hasana
[2] maakitsiina fiihi abada
[3] wa yundziral-ladziina qaaluut-takhadzallaahu walada
[4] maa lahum bihii min `ilmin wa laa li-abaa-ihim kaburat kalimatan takhruju min afwahihim in yaquuluuna illaa kadziba
[5] fala`allaka baakhi`un-nafsaka `alaa aatsaarihim inlam yu’minuu bihaadzal hadiitsi asafa
[6] innaa ja`alnaa maa `alaal ardhi ziinatal-lahaa linabluwahum ayyuhum ahsanu `amala
[7] wa innaa lajaa`iluuna maa `alayhaa sha`iidan juruzaa
[8] am hasibta anna ash-habal kahfi war-raqiimi kaanuu min aayaatinaa `ajabaa
[9] idz awaal fityatu ilal kahfi faqaaluu rabbanaa aatinaa mil-ladunka rahmatan wa hayyi’lanaa min amrinaa rasyadaa
[10] Alladziina kaanat a`yunuhum fii ghithaa-in `andzikrii wa kaanu laa yastathii`uuna sam`aa [101] afahasibal-ladziina kafaruu an yat-takhidzuu `ibaadii min duunii awliyaa-a innaa a`tadnaa jahannama lil kaafiriina nuzulaa [102] qul hal nunabbiukum bil akhsariina a`maala [103] alladziina dhalla sa`yuhum fil hayaatid-dunyaa wa hum yahsabuuna annahum yuhsinuuna shun`aa [104] ulaa-ikal-ladziina kafaruu bi-ayaati rabbihim waliqaa-ihii fahabithat a`maaluhum falaa nuqiimu lahum yawmal qiyaamati wazna [105] dzaalika jazaa-uhum jahannamu bimaa kafaruu wat-takhadzuu aayaati wa rusulii huzuwa [106] innal-ladziina aamanuu wa `amilush-shaalihaati kaanat lahum jannaatul firdawsi nuzulaa [107] khaalidiina fiihaa laa yabghuuna `anhaa hiwalaa [108] qul law kaanal bahru midaadal likalimaati rabbi lanafidal bahru qabla antanfada kalimaatu rabbi wa law ji’naa bimitslihii madadaa [109] qul innamaa ana basyarun mitslukum yuuhaa ilayya annamaa ilaahukum ilaahun waahidun faman kaana yarjuu liqaa-a rabbihii falya`mal `amalan shaalihan wa laa yusrik bi`ibaadati rabbihii ahadaa [110]

Wirid Harian untuk Melindungi Diri dari Bencana
Untuk menghindarkan diri dari kesulitan besar yang akan menimpa manusia pada akhir zaman, umat Muslim disarankan membaca zikir berikut setiap hari:

* Astaghfirullaah wa atuubu ilayh 100-1.000 kali
* La hawla wa laa quwwata illaa billaahil `Aliyyil `Azhiim 100-1.000 kali
* Hasbunallah wa ni`mal Wakiil 100-1.000 kali
* Bismillaahir Rahmaanir Rahiim 100-1.000 kali
* Yaa Waduud 100-1.000 kali
* Allah, Allah (bersuara) 5.000 kali
* Allah, Allah (dalam hati) 5.000 kali
* Selawat: Allaahumma shalli `alaa Muhammadin wa `alaa aali Muhammadin wa sallim 2.000 kali
* Surat al-Ikhlash 100 kali

Jika seseorang tidak dapat melaksanakan awrad ini, maka disarankan setidaknya ia melaksanakan Shalaat al-Hifzh (salat perlindungan) 2 rakaat untuk melindungi diri dari kemalangan yang datang baik dari bawah maupun dari atas. Pada rakaat pertama dibaca Surat al-Ikhlash 2 kali dan rakaat kedua Al-Ikhlash 1 kali setelah al-Fatihah.

DIKIR KHATAMU'L KHWAJAGAN

Dalam Tarekat Naqsybandi, latihan spiritual harian dan zikir bersama mingguan yang dikenal sebagai Khatmu'l-Khwajagan (خَتْمُ الخَواجَكانِ) merupakan praktik yang penting yang tidak boleh ditinggalkan oleh murid. Zikir Khatmu'l-Khwajagan dilakukan dengan posisi duduk bersama syekh dalam suatu majelis. Zikir ini dilakukan seminggu sekali, khususnya pada Kamis atau Jumat malam, dua jam sebelum matahari terbenam. Zikir Khatmu'l-Khwajagan terdiri atas dua kategori, yaitu: khatm panjang dan khatm pendek.


Khatm Khwajagan Panjang

108 batu, terdiri atas 100 kerikil kecil, 7 kerikil yang agak besar dan satu batu besar digunakan untuk menghitung ulangan kalimat zikir.

Bagikan 79 kerikil kecil di antara yang hadir, termasuk syaikh, masing-masing mendapat jumlah yang sama sesuai dengan jumlah yang hadir. Imam memegang sisa 21 kerikil kecil, 7 kerikil besar dan satu batu besar.

Syaikh lalu memulai Khatm, yang dilakukan dengan suara pelan (dalam hati).


Niat
Niyyatu ada al-khatm ibtigha ridhwan Allahi ta`ala
Berniat untuk melakukan Khatm untuk mencari rida Allah ?.

Syahadat (3 kali)
Asy-hadu an laa ilaaha illallaah wa asy-hadu anna Muhammadan abduhu wa rasuuluh
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah ??dan aku bersaksi bahwa Muhammad ? hamba dan utusan Allah ?.

Istighfar (70 kali)
Astaghfirullah
Aku memohon ampun kepada Allah ?

Astaghfirullaah al-Azhiim alladzii laa ilaaha illaa Huwal Hayyul Qayyuum wa atuubu ilayh/ Innahuu huwa tawwaabur- rahiim/ Min kulli dzanbin wa ma`shiyyatin, min kulli maa yukhaalifu diinal Islaam, min kulli maa yukhaalifusy- Syarii'ah, min kulli maa yukhaalifuth-Tharii'qah, min kulli maa yukhaaliful Haqiiqah, min kulli maa yukhaaliful `Azhiimah, min kulli maa yukhaaliful Ma`rifaat, yaa arhamar raahimiin

Aku memohon ampun kepada Allah ? Yang Maha Agung, yang tiada Tuhan kecuali Dia, Yang Maha Hidup, Yang Mandiri, dan aku bertaubat kepada-Nya, atas segala dosa dan kemaksiatan, Atas segala yang bertentangan dengan agama Islam, atas segala yang bertentangan dengan syariat (hukum Islam), atas segala yang bertentangan dengan tarekat (jalan), atas segala yang bertentangan dengan haqiqat (kebenaran), atas segala sesuatu yang bertentangan dengan azimat (kesungguhan), atas segala yang bertentangan dengan makrifat (realitas pengetahuan spiritual), Wahai yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Syaikh lalu membaca doa berikut:

Allaahumma yaa musabbibal Asbaab, yaa Mufattihal Abwaab, yaa Muqallibal Quluubi wal-Abshaar, yaa Dalilal Mutahayyiriin, yaa Ghiyaatsal Mustaghiitsin, yaa Hayyu, Yaa Qayyuum, yaa Dzal-Jalaali wal-Ikraam/ Wa ufawwidhu amrii illallaah, inn-Allaha bashiirun bil-`ibaad/ Ya man la malja-a minhu illa ilayhi fa la tukhayyib raaja-ana, yaa Qadiimal-Ihsaan/ Allaahumma ahsin ilainaa bi-ihsaanikal qadiim yaa Allah.

Wahai Allah ??Penyebab dari segala sebab, wahai Pembuka dari segala Pintu, wahai Yang selalu Membalikkan kalbu serta penglihatan, wahai Pembimbing dari segala ketersesatan, wahai Penolong bagi orang yang mencari pertolongan, wahai Engkau Yang Maha Hidup dan Mandiri, wahai Engkau Yang Maha memiliki Kebesaran dan Kemuliaan, Kupasrahkan segala urusanku kepada-Mu ya Allah ?. Sesungguhnya Allah ? Maha Memperhatikan semua hamba-Nya, wahai yang tiada tempat bersandar kecuali Engkau maka janganlah Engkau pupuskan harapan kami, wahai yang kebaikan-Nya abadi. Wahai Allah ?, berbaiklah kepada kami dengan segala kebaikan-Mu yang abadi.

Rabithatusy-Syariifah
Hubungkan kalbu Anda dengan kalbu syaikh, dari beliau kepada kalbu Rasulullah ?, dari dari Rasulullah ? kepada Hadirat Ilahi.

Syaikh lalu membagikan 7 kerikil besar: 1 untuk dirinya sendiri dan 6 kerikil dibagikan pada hadirin di sebelah kanannya. Yang mendapat kerikil-kerikil besar ini membaca surat al-Fatiha. Kemudian kerikil-kerikil itu dikembalikan pada syaikh.

Faatiha yang Mulia
Surat al-Faatiha (7 kali)

Syaikh lalu meminta hadirin untuk membaca Shalawatusy-Syariifah. Setiap orang membacanya sekali untuk setiap kerikil kecil yang ada di tangannya. Imam melengkapi bacaan selawat dengan menghitung 21 kerikil kecil yang ada padanya.

Shalawatusy-Syariifah
Allaahumma shalli alaa Muhammadin wa alaa aali Muhammadin wa sallim
Selawat yang Mulia
Ya Allah ?, limpahkanlah rahmat dan kedamaian bagi kunjungan kami Nabi Muhammad ? beserta keluarganya.

Syaikh lalu meminta hadirin untuk membaca Surat Al-Insyrah, dengan cara yang sama.
... (79 )
Alam Nasyrah Lakasy-Syariif
Surat Al-Insyrah (79 kali)

Syaikh lalu membagikan 21 kerikil kecil yang ada padanya kepada hadirin. Kemudian syaikh meminta hadirin untuk membaca Surat al-Ikhlash dengan Basmalah. Setiap orang membaca sesuai dengan jumlah kerikil kecil yang ada padanya. Ini diulangi 10 kali. Setelah selesai 10 putaran membaca Surat al-Ikhlash, syaikh lalu mengambil batu yang besar dan membaca Surat al-Ikhlash padanya, menjadikan jumlahnya 1.001.

Al-Ikhlashusy-Syariif
Surat al-Ikhlash (1.001 kali)

Syaikh kembali 7 kerikil besar, 1 untuk dirinya dan 6 lainnya kepada hadirin di sebelah kirinya. Sekali lagi, mereka yang memegang kerikil membaca Surat al-Fatiha kemudian kerikil-kerikil besar itu dikembalikan pada syaikh.

Faatiha yang Mulia
Surat al-Faatiha (7 kali)

Syaikh kembali meminta hadirin untuk membaca Shalawatusy-Syariifah, setiap orang membaca sesuai dengan jumlah kerikil kecil yang ada di tangannya.

Shalawatusy-Syariifah
Allaahumma shalli alaa Muhammadin wa alaa aali Muhammadin wa sallim (100 kali)
Selawat yang Mulia
Ya Allah ?, limpahkanlah rahmat dan kedamaian bagi kunjungan kami Nabi Muhammad ? beserta keluarganya

Ya Tuhan, berikan salam dan kedamaian kepada para nabi dan rasul beserta seluruh keluarga mereka. Dan segala puji bagi Allah ?, Tuhan semesta alam

Syaikh, atau seseorang yang ditunjuk olehnya lalu membaca al-Quran, Surat Yusuf, ayat 101 [12: 101].


A'udzubillahi minasy syaythaanir rajiim. Bismillahi rahmaanir rahiim. Rabbi qad ataytanii minal mulki wa `allamtanii min ta'wiilil ahaadiits/ faathiras-samaawaati wal ardh/ anta waliyyii fiddun-yaa wal aakhirah/tawaffanii muslimaw wa al-hiqnii bish-shaalihiin.

Amanabillahi shadaqallahu rabbunal azhim, subhana rabbika rabbil `izzati `amma yashifuun was-salaamun `alal mursaliina wal hamdulillahi rabbil `aalamin.

Aku berlindung dari kepada Allah dari godaan Setan yang terkutuk. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ya Allah Sesungguhnya Engkau telah memberiku sebagian kerajaan dan telah mengajariku sebagian tabir mimpi. (Ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi, Engkaulah pelindungku di dunia dan akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan persatukan aku dengan orang-orang yang saleh.

Kami beriman kepada Allah , Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya, Maha Suci Engkau, Tuhan yang suci dari sifat yang diberikan oleh orang-orang kafir. Semoga kedamaian tetap dilimpahkan kepada para utusan-Nya dan segala puji bagi Allah , Tuhan semesta alam.

Syaikh lalu membaca dedikasi (Ihda), mempersembahkan bacaan yang telah dibaca kepada Nabi dan seluruh syaikh di Tarekat Naqsybandi.

Allaahumma balligh tsawaaba maa qara'naahu wa nuura maa talawnaahu hadiyyatan waashilatan minnaa ila ruuhi Nabiyyinaa Sayyidinaa wa Mawlaanaa Muhammadin (shall-Allaahu `alayhi wa sallam). Wa ilaa arwaahi ikhwaanihi min al-anbiyaa'i wa l-mursaliin wa khudamaa'i syaraa`ihim wa ila arwaahi l-a`immati l-arba`ah wa ila arwaahi masyaayikhinaa fii th-thariiqati an-naqsybandiiyyati l-`aliyyah khaash-shatan ila ruuhi Imaami ath-thariiqati wa ghawtsi l-khaliiqati Khwaajaa Bahaauddin an-Naqsyband Muhammad al-Uwaysii al-Bukhaarii Wa ilaa hadhrati Mawlaanaa Sulthaanil Awliya Syaykh Abdullah Daghistaanii, Wa ilaa Mawlaanaa Sayyidinaa Syaykh Muhammad Naazhim al-Haqqaani mu'ayyid-diin wa ilaa saa-iri saadaatinaa wash-shiddiqiina al-Faatiha

Ya Allah Sampaikanlah pahala dari apa yang telah kami baca dan cahaya yang telah kami peroleh, sebagai hadiah dari kami kepada roh Nabi Muhammad ? dan kepada seluruh roh anbiya dan rasul dan para awliya, khususnya untuk roh Imam tarekat, Ghawts Utama dari seluruh makhluk, Khwaja Bahauddin Naqsyband Muhammad al- Uways al-Bukhari ? dan kepada guru dan mursyid kami yang mulia, Sultan Awliya Syaikh `Abdullah Fa'iz ad Daghestani ? dan mursyid kami, junjungan kami, Syaikh Muhammad Nazhim al-Haqqani Muayyid-diin ? dan kepada semua guru kami dan para Shiddiqiin. Al-Faatihah

Syaikh lalu melanjutkan dengan bagian yang dibaca dengan suara keras:

Fa`lam annahu: Laa ilaha illallaah (100 kali)
Ketahuilah bahwa tidak ada tuhan selain Allah ?

Sayyidinaa wa nabiyiinaa Muhammadun Rasuulullaah shall-Allaahu ta`aala `alayhi wa `alaa aalihi wa shahbihi wa sallam
Junjungan kita dan Nabi kita, Muhammad Rasulullah ? semoga Allah ? memuliakan dan mengagungkan beliau beserta seluruh keluarga dan sahabat-sahabatnya.

Syaikh kembali membaca dedikasi (Ihda)

Ila hadhratin-nabiyyi ? wa alihi wa shahbihil kiraam wa ilaa arwaahi saa-iri saadaatinaa wash-shiddiqiina al-Faatiha
Ke hadirat junjungan kami Nabi ? dan keluarganya dan kepada para sahabatnya yang terhormat dan kepada arwah guru-guru kami dan para Shiddiqiin...Al-Faatihah


Dzikir al-Jalala:
Allah, Allah (100 kali)

Hasbun-Allaah wa ni`mal-wakil, ni`mal-Mawlaa wa ni`man-Nashiir, laa hawla wa laa quwwata illa billaahil-`Aliyyi l-`Azhiim.
Cukuplah Allah ??sebagai Penolong kami dan Allah ? adalah sebaik-baik pelindung. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah ??Yang Maha Luhur lagi Maha Agung.

Huu, Huu(33 kali)
Dia, Yang Maha Tidak Diketahui

Hasbun-Allaah wa ni`mal-wakil, ni`mal-Mawlaa wa ni`man-Nashiir, laa hawla wa laa quwwata illa billaahil-`Aliyyi l-`Azhiim.
Cukuplah Allah ??sebagai Penolong kami dan Allah ? adalah sebaik-baik pelindung. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah ??Yang Maha Luhur lagi Maha Agung.

Haqq, Haqq (33 kali)
Yang Maha Benar

Hasbun-Allaah wa ni`mal-wakil, ni`mal-Mawlaa wa ni`man-Nashiir, laa hawla wa laa quwwata illa billaahil-`Aliyyi l-`Azhiim.

Cukuplah Allah ??sebagai Penolong kami dan Allah ? adalah sebaik-baik pelindung. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah ??Yang Maha Luhur lagi Maha Agung.

Hayy, Hayy (33 kali)
Yang Maha Hidup

Hasbun-Allaah wa ni`mal-wakil, ni`mal-Mawlaa wa ni`man-Nashiir, laa hawla wa laa quwwata illa billaahi�l-`Aliyyi �l-`Azhiim.
Cukuplah Allah ??sebagai Penolong kami dan Allah ? adalah sebaik-baik pelindung. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah ??Yang Maha Luhur lagi Maha Agung.


Allaah Huu, Allaah Haqq� (10-12 kali)
Allah ??adalah Dia, Yang Maha Tidak Diketahui, Allah ? adalah Yang Maha Benar


Allaah Huu, Allaah Hayy� (10-12 kali)
Allah ??adalah Dia, Yang Maha Tidak Diketahui, Allah ? adalah Yang Maha Hidup


Allaah Hayy, Yaa Qayyuum� (10-12 kali)
Allah ??adalah Yang Maha Hidup, Wahai Yang Berdiri Sendiri



Hasbun-Allaah wa ni`mal-wakil, ni`mal-Mawlaa wa ni`man-Nashiir, laa hawla wa laa quwwata illa billaahi�l-`Aliyyi �l-`Azhiim.
Cukuplah Allah ??sebagai Penolong kami dan Allah ? adalah sebaik-baik pelindung. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah ??Yang Maha Luhur lagi Maha Agung.


Yaa Huu, Yaa Huu, Yaa Daa-im� (3 kali)
Wahai Dia Yang Maha Tidak Diketahui, Wahai Yang Maha Kekal

Allaah Yaa Huu, Yaa Daa-im� (3 kali)
Allah ?, Wahai Dia Yang Maha Tidak Diketahui, Wahai Yang Maha Kekal

Yaa Daa-im, Yaa Daa-im, Yaa Daa-im, Yaa Allaah � (2 kali) Wahai Yang Maha Kekal (3 kali), wahai Allah ?


Yaa Haliim, Yaa Haliim, Yaa Haliim, Yaa Allaah � (2 kali) Wahai Yang Maha Penyantun (3 kali), wahai Allah ?


Yaa Hafiizh, Yaa Hafiizh, Yaa Hafiizh, Yaa Allaah � (2 kali) Wahai Yang Maha Pemelihara (3 kali), wahai Allah ?



Yaa Lathiif, Yaa Lathiif, Yaa Lathiif, Yaa Allaah � (2 kali) Wahai Yang Maha Lembut (3 kali), wahai Allah ?


Yaa Mujiib, Yaa Mujiib, Yaa Mujiib, Yaa Allaah � (2 kali) Wahai Yang Maha Menjawab Doa (3 kali), wahai Allah ?


Yaa Mu`iin, Yaa Mu`iin, Yaa Mu`iin, Yaa Allaah � (2 kali) Wahai Yang Maha Penolong (3 kali), wahai Allah ?


Yaa Mu`iiz, Yaa Mu`iiz, Yaa Mu`iiz, Yaa Allaah � (2 kali) Wahai Yang Maha Membantu (3 kali), wahai Allah ?


Yaa Mughits, Yaa Mughits, Yaa Mughits, Yaa Allaah �(2 kali)
Wahai Yang Maha Menyelamatkan (3 kali), wahai Allah ?


Yaa Ghaffar, Yaa Ghaffar, Yaa Ghaffar, Yaa Allaah � (2 kali) Wahai Yang Maha Pengampun (3 kali), wahai Allah ?


Yaa Sattar, Yaa Sattar, Yaa Sattar, Yaa Allaah � (2 kali) Wahai Yang Maha Menyembunyikan (3 kali), wahai Allah ?



Yaa Jabbar, Yaa Jabbar, Yaa Jabbar, Yaa Allaah � (2 kali) Wahai Yang Maha Memaksa (3 kali), wahai Allah ?


Yaa Qahhar, Yaa Qahhar, Yaa Qahhar, Yaa Allaah � (2 kali) Wahai Yang Maha Menguasai (3 kali), wahai Allah ?


Yaa Kariim, Yaa Kariim, Yaa Kariim, Yaa Allaah � (2 kali) Wahai Yang Maha Mulia (3 kali), wahai Allah ?


Yaa Rahiim, Yaa Rahiim, Yaa Rahiim, Yaa Allaah � (2 kali)
Wahai Yang Maha Penyayang (3 kali), wahai Allah ?


Yaa Samii`, Yaa Samii`, Yaa Samii`, Yaa Allaah � (2 kali) Wahai Yang Maha Mendengar (3 kali), wahai Allah ?


Yaa Wahhab, Yaa Wahhab, Yaa Wahhab, Yaa Allaah � (2 kali) Wahai Yang Maha Pemberi (3 kali), wahai Allah ?


Yaa Razzaq, Yaa Razzaq, Yaa Razzaq, Yaa Allaah � (2 kali) Wahai Yang Maha Memberi Rezeki (3 kali), wahai Allah ?



Yaa Waduud, Yaa Waduud, Yaa Waduud, Yaa Allaah � (2 kali) Wahai Yang Maha Mencintai (3 kali), wahai Allah ?


Yaa Rahmaan, Yaa Rahmaan, Yaa Rahmaan, Yaa Allaah � (2 kali) Wahai Yang Maha Pengasih (3 kali), wahai Allah ?


Yaa Hannaan, Yaa Hannaan, Yaa Hannaan, Yaa Allaah � (2 kali) Wahai Yang Maha Lembut (3 kali), wahai Allah ?


Yaa Mannaan, Yaa Mannaan, Yaa Mannaan, Yaa Allaah � (2 kali) Wahai Yang Maha Mencukupi (3 kali), wahai Allah ?


Yaa Dayyaan, Yaa Dayyaan, Yaa Dayyaan, Yaa Allaah � (2 kali) Wahai Yang Maha Memberi Pinjaman (3 kali), wahai Allah ?


Yaa Subhan, Yaa Subhan, Yaa Subhan, Yaa Allaah � (2 kali) Wahai Yang Maha Suci (3 kali), wahai Allah ?


Yaa Sulthaan, Yaa Sulthaan, Yaa Sulthaan, Yaa Allaah � (2 kali) Wahai Yang Maha Penguasa (3 kali), wahai Allah ?



Yaa Amaan, Yaa Amaan, Yaa Amaan, Yaa Allaah � (2 kali) Wahai Yang Maha Pemberi Keamanan (3 kali), wahai Allah ?


Yaa Allaah, Yaa Allaah, Yaa Allaah, Yaa Allaah � (2 kali) Wahai Allah ? (4 kali)

Syaikh bisa saja menambah Nama-Nama Indah Allah ? yang lain yang terinspirasi oleh beliau.



Hasbun-Allaah wa ni`mal-wakil, ni`mal-Mawlaa wa ni`man-Nashiir, laa hawla wa laa quwwata illa billaahi l-`Aliyyi �l-`Azhiim.
Cukuplah Allah ??sebagai Penolong kami dan Allah ? adalah sebaik-baik pelindung. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah ??Yang Maha Luhur lagi Maha Agung.




Innalaaha wa malaa-ikatahu yushalluuna `alan-nabiyy, yaa ayyuhal ladziina aamanuu shalluu `alayhi wa sallimuu tasliimaa
Sesungguhnya Alah dan para malaikat-Nya berselawat atas Nabi ?. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah dan ucapkan salam penghormatan baginya. [33:56]



Allaahumma shalli �alaa Muhammadin wa �alaa aali Muhammadin wa sallim
Ya Allah ?, limpahkanlah rahmat dan kedamaian bagi kunjungan kami Nabi Muhammad ? beserta keluarganya.



Shalli yaa rabbi wa sallim `alaa jamii`il anbiyaa-i wal mursaliina wa aali kullin ajma`iina wal hamdulillaahi rabbil `aalamiin

Ya Tuhanku! Berikan selawat dan kedamaian kepada para nabi dan rasul dan seluruh keluarganya. Dan segala puji bagi Allah ?, Tuhan semesta alam



`alaa asyrafil `aalamiina sayyidinaa Muhammadinish-shalawat
Kepada makhluk yang paling mulia di alam semesta, Sayyidina Muhammad ? (selawat)



`alaa afdhalil `aalamiina sayyidinaa Muhammadinish-shalawat
Kepada makhluk yang paling baik di alam semesta, Sayyidina Muhammad ? (selawat)



`alaa akmalil `aalamiina sayyidinaa Muhammadinish-shalawat
Kepada makhluk yang paling sempurna di alam semesta, Sayyidina Muhammad ? (selawat)



Shalaawaatullaahi ta`aalaa wa malaa-ikatihii wa anbiyaa-ihii wa Rusulihii, wa jamii`i khalkihii `alaa Muhammadin wa `alaa aali Muhammad, alayhii wa `alayhimus-salaam wa rahmatullaahi ta`aalaa wa barakaatuh, wa radhiyallaahu tabaaraka wa ta`aalaa `an saadaatina ash-haabi Rasuulillaahi ajma`iin. Wa `anit-taabi`iina bihim bi ihsaan, wa `anil a-immatil mujtahidiinal maadhiin wa `anil `ulamaa-il muttaqiin, wa`anil awliyaa-i shaalihin, wa am-masyaayikhina fii thariqatin Naqsybandiyyatil `aliyyah Qaddas Allaahu ta`aalaa arwaahahumuz zakiiyah, wanawwarallaahu ta`aalaa adhrihatahumul mubaarakah, wa a`aadallaahu ta`aalaa `alaynaa min barakaatihim wa fuyuudhaatihim daa`iman wal hamdullilaahi rabbil `aalamiin, al-Faatihah

Selawat Allah ??Yang Maha Tinggi dan para malaikat, para nabi dan rasul dan seluruh ciptaan-Nya, kepada Muhammad ? dan kepada keluarga Muhammad ?, semoga kedamaian dan rahmat Allah ??serta berkah-Nya diberikan kepadanya dan kepada mereka. Semoga Allah ??Yang Maha Besar dan Maha Tinggi rida dengan semua guru kami, para sahabat Rasulullah ? dan kepada mereka semua yang mengikutinya dengan sempurna. (Semoga Allah ??rida) terhadap Imam ijtihad yang terdahulu, para ulama dan orang-orang yang bertakwa dan awliya dan orang-orang yang saleh, terhadap masyaikh kami di Tarekat Naqsybandi yang mulia. Semoga Allah ??mensucikan roh-roh mereka yang suci dan menerangi makam mereka yang penuh berkah. Semoga Allah ??mengembalikan berkah mereka dan keutamaan yang melimpah kepada kami, selalu. Segala puji bagi Allah ??Tuhan semesta alam, Al-Faatihah



Ihda:
Ila hadhratin Nabiyyi ? wa �aalihi wa shahbihil kiram, wa ilaa arwaahi ikhwaanihi minal-anbiyaa�i wal mursaliin wa khudamaa-i syaraa-ihim wa ilaa arwaahil a-immatil arba`ah wa ilaa arwaahi masyaayikhinaa fii thariiqatin Naqsybandiyyatil �Aliyyah, khaassatan ila ruuhi imamith-thariqati wa Ghawtsil khaliiqati Khwaajaa Bahaauddiin Naqsyband Muhammad al-Uwaysiyil Bukhaari, Wa �ilaa hadhrati Mawlaanaa Sulthaanil Awliya Syaykh �Abdullah Daghistaanii, wa Mawlaanaa Syaykh Muhammad Naazhim al-Haqqaani wa ilaa saa-iri saadaatinaa wash-shiddiqiina al-Faatiha

Ke hadirat junjungan kami Nabi Muhammad ? dan keluarganya, dan kepada para sahabatnya yang terhormat. Dan kepada arwah para nabi dan rasul dan kepada arwah imam yang empat dan kepada arwah masyaikh kami dalam Tarekat Naqsybandi yang mulia, khususnya kepada roh imam tarekat, ghawts utama dari seluruh makhluk Khwaja Bahauddin Naqsyband Muhammad al-Uways al-Bukhari ? dan kepada Mursyid kami Sultan awliya, Syaikh Abdullah Fa�iz ad-Daghestani ? dan Mursyid kami Syaikh Muhammad Nazhim al-Haqqani ? dan semua guru kami dan para shiddiqiin, al-Faatiha



Subhana rabiyyal `aliyyil a`lal wahhab
Maha Suci Tuhanku yang Maha Tinggi, Utama dan Maha Pemberi.

Kemudian syaikh membaca doa sesuai inspirasi dalam kalbunya, seperti doa berikut yang biasa dibaca oleh Syaikh Hisyam al-Qabbani ?


A�udzubillahi minasy syaythaanir rajiim.
Aku berlindung kepada Allah ??dari godaan setan yang terkutuk.

Bismillahi rahmaanir rahiim.
Dengan nama Allah ??yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Alhamdulillaahi rabbil `aalamiin
Segala puji bagi Allah ??Tuhan sekalian alam.



Wash-shallatu was-salaamu `alaa asyrafil mursaliina sayyidinaa Muhammadin wa `alaa aalihi wa shahbihi ajma`iin
Selawat dan salam untuk Rasul yang paling mulia, junjungan kami, Nabi Muhammad ?, beserta seluruh keluarga dan para sahabatnya yang mulia.


Allaahummaj`al awwala majlisinaa hadzaa shalaahan wa aw sathahu falaahan wa akhirahu najaahan

Wahai Allah ?, jadikanlah permulaan majelis kami ini kebaikan dan pertengahannya kejayaan dan penghabisannya kesuksesan



Allaahummaj`al awwalahu rahmatan wa aw sathahu ni`matan wa akhirahu takriimatan wa maghfirah
Wahai Allah ?, jadikanlah permulaannya rahmat dan pertengahannya nikmat dan penghabisannya kemuliaan dan ampunan.



Alhamdulillaahil-ladzii tawaadha`a kullu syay-in li`adhamatih wa dzalu kullu syay-in li `izzatih wa khada`a kullu syay-in li mulkih wastaslama kullu syay-in li qudratih
Segala puji milik Allah ??dan segala sesuatu menjadi rendah di hadapan keagungan-Nya dan segala sesuatu menjadi hina di hadapan kemuliaan-Nya dan segala sesuatu menjadi tunduk di hadapan kekuasaan-Nya dan segala sesuatu berserah atas ketentuan-Nya.


Alhamdulillaahil-ladzii sakana kullu syay-in lihaybatih wa ath-tharra kullu syay-in lihikmatih wa tashaaghara kullu syay-in likibriyaa-ih
Segala puji untuk Allah ?, dan segala sesuatu menjadi mantap dengan kehebatan-Nya dan segala sesuatu terlahir dengan hikmah-Nya dan segala sesuatu menjadi kecil di hadapan kebesaran-Nya



Allaahumma inkunnaa fii hablisaa `ati ilayka yaa waduud

Ya Allah ?, bangunkanlan kami di saat-saat yang paling Engkau sukai, wahai Yang Maha Pencinta



Rabbana taqabbal minna waghfirlanaa warhamnaa innaka antal ghafuurur-rahiim
Ya Tuhan kami, terimalah amal perbuatan kami, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Maha Penyayang


Wahdinaa ilal haqqi wa ilaa thariiqim mustaqiim
Bimbinglah kami menuju kebenaran, dalam jalan yang lurus

Wanshurnaa `alal qawmil mufsidiin
Tolong kami dalam menghadapi kaum perusak

Wanshur imaamanaa imaamal muslimiin
Tolong para pemimpin kami, pemimpin kaum muslimin



Wanshur awliyaa Allah, innaka `alaa kulli syay-in qadiir wabil ijaabati jadiir
Tolong pula para awliya Allah ?, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu dan Maha Mampu untuk menjawab segala doa.



Subhana rabbika rabbil `izzati `amma yashifuun was-salaamun `alal mursaliina wal hamdulillahi rabbil `aalamin.
Maha Suci Engkau, Tuhan yang suci dari sifat yang diberikan oleh orang-orang kafir. Semoga kedamaian tetap dilimpahkan kepada para utusan-Nya dan segala puji bagi Allah ?, Tuhan semesta alam.



Alhamdulillaah, wasy-syukrulillaah, astaghfirulaah
Segala puji bagi Allah ?, Syukur kepada Allah ?, aku mohon ampun kepada Allah ?

Berita: Maulana Syekh Hisham akan berada di Indonesia pada tanggal 26 Mei s.d. 2 Juni 2009, insya Allah. [Jadwal kegiatan]





Khatm yang pendek

Khatm yang pendek hampir sama dengan Khatm yang panjang, kecuali bahwa khatm ini dilakukan dengan suara keras secara keseluruhan, dan mempunyai beberapa perbedaan dalam mengulangi beberapa kalimat zikir.


Faatiha yang Mulia
Surat al-Faatiha (7 kali)



Shalawatusy-Syariifah
Allaahumma shalli �alaa Muhammadin wa �alaa aali Muhammadin wa sallim

Selawat yang Mulia
Ya Allah ?, limpahkanlah rahmat dan kedamaian bagi kunjungan kami Nabi Muhammad ? beserta keluarganya.


Alam Nasyrah Lakasy-Syariif
Surat Al-Insyrah (7 kali)

Al-Ikhlashusy-Syariif
Surat al-Ikhlash (11 kali)


Faatiha yang Mulia
Surat al-Faatiha (7 kali)


Shalawatusy-Syariifah
Allaahumma shalli �alaa Muhammadin wa �alaa aali Muhammadin wa sallim (10 kali)
Selawat yang Mulia
Ya Allah ?, limpahkanlah rahmat dan kedamaian bagi kunjungan kami Nabi Muhammad ? beserta keluarganya.

Bagian Khatm berikutnya identik dengan Khatm panjang, dimulai dari ketika syaikh menunjuk seseorang untuk membaca al-Quran Surat 12:101.

Mencari Pengetahuan Suci dari Sumber-Sumber Surgawi


Friday, 28 August 2009 06:29

Mawlana Shaykh Nazim Adil Al-Haqqani Sultanul Awliya
Thursday, Aug 20, 2009 | Lefke CY

Dastuur ya Sayyidii, madad ya RijaalAllah. Allahu akbar, Allahu akbar, la ilaha ill-Llah, Allahu Akbar, Allahu akbar wa lillahi ’l-hamd. Alfu ’sh-shalaat alfu ’s-salaam `alayk wa `ala aalika wa shahabatik wa `ala ummatik Ya Rasulullah.

Asyfa` lana, berikanlah syafaatmu untuk umatmu. Dan kita memberikan penghormatan setinggi-tingginya, penghormatan terbaik yang dapat kita lakukan kepada Allah SWT, Sang Pencipta dan kepada hamba-Nya yang tercinta dan paling mulia, Sayyidina Muhammad SAW, sebelumnya tidak pernah ada seorang manusia pun seperti beliau, dan setelah beliau tidak pula akan diciptakan manusia seperti beliau hingga seterusnya, hingga masa abadi.

Semoga Allah SWT mengampuni kita demi kehormatan bulan suci Ramadan. Kita baru saja memasukinya, setelah dua jam, kita memasuki bulan tersuci di tahun ini.

Marhaban, marhaban, Ya syahr al-rahmat, ya Syahr ramadan, ya Rabbii bi jaahi habiibik al-musthafa wa bi jaahi Ramadan ampunilah kami dan berikan berkah-Mu kepada umat hamba-Mu tercinta, Sayyidina Muhammad SAW.

Dan kita mengucapkan a`udzu billahi min asy-syaythaan ir-rajiim dan Bismillahi ’r-Rahmani ’r-Rahiim dan madad ya Sultan al-Awliya, meminta dukungan suci dari surga. Jika tidak ada dukungan suci, kita tidak dapat melakukan apa-apa.

As-salaamu `alaykum! Wahai makhluk Tuhan kami yang terhormat. Para deputi Tuhan kami.

Al-Qur'an suci, ia ada sejak masa pra azali hingga masa azali. Quran suci. Quran suci, itu adalah Firman Suci dari Tuhan kita yang Maha Kuasa dan itu ditujukan untuk umat Nabi Penutup, Nabi tercinta, Sayyidina Muhammad SAW. Quran diberikan kepada mereka untuk mengetahui posisi mereka, mengetahui tujuan mereka, untuk mengetahui untuk apa atau untuk apa maksud kita diciptakan.

Sepanjang, wahai manusia, kalian tidak tahu tentang diri kalian, tentang awal kalian, tentang keberadaan kalian yang bersifat sementara di planet ini dan setelah waktu yang singkat itu, kita pun meninggal. Kemarin ada jutaan orang yang masih hidup dan hari ini mereka telah tiada. Kemarin jutaan orang masih ada dan hari mereka mereka telah meninggal, mereka telah tiada.

Itulah alasan bagi kata-kata suci Nabi SAW, beliau mendorong umatnya untuk mengenal, mendapatkan ilmu dari pengetahuan suci. Pengetahuan suci--di luar ini pengetahuan yang dikejar orang bukanlah apa-apa. Mengajarkan orang sesuatu, tetapi ajaran itu tidak memberi kehormatan. Ketika mereka berada di planet ini, semasa hidup dan ketika sudah meninggal dari dunia ini--musnah dan pengetahuan mereka juga musnah, dari awal hingga akhir.

Itu bukanlah pengetahuan yang diberikan oleh Nabi SAW kepada manusia, yang wajib untuk diketahui. Untuk mengetahui Bahasa Arab, untuk mengetahui pengetahuan yang wajib telah tertulis bagi manusia untuk mempelajarinya dan untuk mengetahui apa itu, perintah surgawi itu disampaikan kepada Nabi Penutup SAW dan beliau memerintahkan dan beliau mengatakan kepada seluruh umat bahwa menuntut ilmu adalah suatu kewajiban dari surga kepada kalian. Sebelum perkara-perkara yang lain, surga mewajibkan orang untuk menuntut ilmu dan untuk mengenal tentang diri mereka sendiri.

Bagi manusia, tidak tertulis kewajiban untuk mempelajari sesuatu dari dunia materi ini, sesuatu yang menjadi penolong bagi tubuh fisik mereka. Itu bukanlah ilmu yang kini dipejari orang, melalui pengetahuan itu orang ingin agar mereka dapat membantu tubuh fisik mereka. Tetapi itu bukanlah apa yang dikatakan oleh Nabi SAW untuk dipelajari, agar dapat memberikan kesenangan bagi kalian di planet ini, bukan. Itu bukanlah target sejatinya, bukan!

Ilmu yang diwajibkan oleh Nabi SAW untuk dipelajari manusia bukanlah untuk tubuh fisik kita. Kalian boleh mengetahui tentang tubuh fisik kalian tetapi pada akhirnya kalian akan menjadi debu dan para nabi tidak pernah menyibukkan diri dengan sesuatu yang pada akhirnya tidak berarti apa-apa. Para nabi, mereka mempunyai 'uluw usy-syaan - posisi-posisi yang tinggi, derajat yang tinggi di Hadirat Ilahi, mereka membawa ilmu dari Hadirat Ilahi, dari Tuhan pemilik surga.

Jangan berpikir bahwa mereka membawa ajaran dari tubuh fisik kalian untuk membuatnya senang dan untuk melakukan sesuatu agar tubuh fisik kalian senang atau untuk membuat kehidupan fisik kalian menjadi lebih mudah. Kini apa yang dipelajari orang sebagai suatu ilmu adalah hanya untuk membuat tubuh fisik kita senang dan dapat menikmati kesenangan. Bukan, karena apa yang berasal dari tubuh fisik kita hanya untuk waktu yang singkat dan pada akhirnya kalian akan menjadi debu.

[Tidak ada suara...terputus]

Allahumma shalli `ala Sayyidina Muhammad wa `ala aali Sayyidina Muhammad

...makan segala sesuatu melalui kalian?

“Wahai saudaraku, aku baru lupa mengenai hal itu. Aku akan melihat di dalam buku saya di mana ia tertulis.” Itu artinya bahwa ingatannya akan berkurang hingga ke titik nol. Kita tidak ingin memberikan energi kita dan aktivitas kita dan kemampuan kita untuk sesuatu yang pada akhirnya menjadi nol. Oleh sebab itu kita berpegang pada apa yang dikatakan oleh para nabi, berpegang teguh, tsaabit, mengikat ilmu yang tidak dapat dilupakan. Tidak. Ilmu semacam itu datang kepada manusia melalui makhluk surgawi, dari makhluk surgawi kepada orang-orang suci, mereka dapat memberi kalian ilmu-ilmu surgawi. Oleh sebab itu Nabi SAW bersabda, "Wahai manusia! Mintalah ilmu sejati yang dapat kalian pelajari dari orang-orang suci."

Orang-orang suci merupakan orang-orang yang terpilih untuk berada pada level-level surgawi. Pertama Tuhan pemilik surga memberikan beberapa orang yang terpilih, di mana mereka dapat menjejakkan satu kaki di bumi dan kaki lainnya di surga. Mereka dapat mengambil ilmu-ilmu sejati dari surga. Mustahil untuk mengambil ilmu-ilmu sejati dari bumi. Tidak akan pernah, oleh sebab itu orang-orang kini akan melepas (ilmunya), melepaskan, dan akan berakhir. Mereka akan sampai pada titik penghabisan, mereka akan sampai pada titik nol.

Jika tempat di mana mereka memulai sampai pada titik yang sama dalam lingkaran, titik yang sama di mana kalian bermula, lalu naik, naik dan kemudian turun, turun hingga kembali ke titik awal di mana kalian mulai. Ilmu mereka berkurang, berkurang dan akhirnya mencapai titik nol. Benar atau tidak?
Oleh sebab itu Nabi SAW bersabda bahwa kutu yang memakan buku adalah seperti ini, ada alasan ia makan. Ia memakan ilmu kalian sampai kalian sampai pada titik awal--kosong- -berawal dari kekosongan dan berakhir pada kekosongan.

Dan mustahil bagi orang surgawi, seorang nabi yang memerintahkan kepada orang-orang, "Wahai manusia, mintalah lebih banyak ilmu, bukannya ilmu duniawi, bukan, itu bukan ilmu tentang sisi materi kita. Bukan! Itu adalah susuatu yang lain. Sesuatu yang lain, di mana kini kalian berada di dalamnya. Ia datang ke dalam hati saya untuk disampaikan ke seluruh manusia, saya katakan kepada mereka, "Kalian berawal dari nol lalu lupa dan berakhir pada titik nol juga.

Para nabi tidak memerintahkan manusia untuk melakukan sesuatu yang akan berakhir sia-sia. Jika kalian ingin mengetahui sesuatu tentang kehidupan materi ini, kalian juga dipersilakan, tetapi bila kalian menginginkan ilmu sejati, kalian harus mengikuti orang surgawi yang mengajarkan kalian dan membawa kalian dari level bintang menuju level malaikat. Kalian meraih kesenangan surgawi!

Wahai manusia! Jangan tinggalkan diri kalian dengan menyibukkan diri pada kehidupan yang bersifat materi--dengan menjadi doktor, insinyur, atau menjadi sesuatu. untuk mengetahui siapa yang mempunyai wewenang di dalamnya. Pada akhirnya tubuh fisik kalian akan menjadi debu. Semoga Allah mengampuni kita.

Wahai manusia! bulan suci telah datang. Bulan suci, cobalah dan ini merupakan karunia lain dari Tuhan pemilik surga, bahwa kita dapat melakukan tadaarik, yatadaarak, kita dapat menggunakannya, merupakan kesempatan bagi diri kita melalui bulan suci ini untuk mempelajari ilmu sejati, mengenai realitas, mengenai makhluk sejati, dan eksistensi mereka melalui surga.

Ikutilah, ikutilah orang-orang semacam itu, di mana mereka telah dikaruniai oleh Tuhan pemilik surga, melalui para utusan-Nya. Ambillah ilmu sejati. Saya menyesal untuk mengatakan bahwa kini tak seorang pun yang peduli dengan kitab suci dan di universitas mereka dicegah untuk mengambil sesuatu dan berbicara sesuatu dari kitab suci, dan itulah puncak terjadinya kebodohan.

Orang-orang itu pada akhirnya akan menjadi seperti anak kecil, tidak tahu apa-apa. Dan wasiat saya, wasiat surgawi, melalui para nabi-Nya, khususnya nasihat surgawi bagi seluruh umat di masa ini, di mana mereka merupakan umat Muhammad SAW (Mawlana berdiri) agar mereka mengikutinya, mengikuti jejaknya. Mereka akan mencapai suatu level yang tidak dapat kalian raih, yang lain akan jatuh.

Wahai manusia!
Dumm, dumm, dumm.

“dumm” itu berarti kalilan harus melanjutkan, meneliti realitas melalui hidup kalian yang singkat. Jika kalian dapat menjaga hanta (koneksi sirkuit), rantai, kait, di mana kalian dapat mengaitkan diri kalian kepadanya, kalian akan mencapai level di mana sampai sekarang orang belum mencapainya.

Wahai manusia, berusahalah untuk meraih level itu, untuk bersama dengan para nabi dan bersama dengan orang-orang suci, dengan makhluk surgawi, para malaikat. Semoga Allah mengampuni kita. Amiin!

Ini adalah awal, bagi kehormatan bulan suci Ramadan dan saya menanti apa yang akan datang jika saya masih hidup dan apa yang akan datang melalui bulan suci ini merupakan nasihat yang penting untuk membangkitkan seluruh umat dan untuk bangkit, tidak lagi mabuk, meminum anggur setan. Tinggalkan itu dan datanglah pada kebenaran.

Semoga Allah mengampuni kita.

(Mawlana bernyanyi)

Huwww, Huuuw, Huww, Huuw, Huuwuwww,
Huuuuuuw, Huww Huuuw, Huuw, Huuuuuw,
Huuw, Huuwww, Huuuuuw, Huwww

Kau, Huwww, Kau, Kau, hanya Satu,
hanya Satu, wahai Tuhan kami. Fatiha

Wa min Allah at Tawfiq

Hanya Satu yang Bisa Sombong


Hanya Satu yang Bisa Sombong
Sunday, 30 August 2009 04:20

Dastuur ya Sultan al-anbiya, ya Sultan al-Awliya, Ya RijaalAllah. (Mawlana berdiri)

Allahu akbar Allahu Akbar la ilaha illa-Llah, Allahu akbar Allahu akbar wa lillahilhamd. alfu'sh-shalaata alfu's-salama `alayku ya sayyidina ya Habiibillah, `alayka ya Sayyid al-awaliina wa'l-akhiriin, as-salaamu alayk ya nur `arsyillah. Laa quwatta illa billahi 'l-`Aliyyi 'l-`Azhiim

As-salaam `alaykum, wahai para pendengar kami! Semoga Allah memberkati kalian dan memberkati saya agar menjadi hamba-hamba yang baik. Tidak untuk menyia-nyiakan hidup kita untuk hal-hal yang tak berguna. Dan kita mengucapkan, a`udzu billahi min asy-syaythaan ir-rajiim dan Bismillahi ’r-Rahmani ’r-Rahiim dan kita mengatakan, “Wahai Tuhan kami! Kami berlindung dari setan dan bala tentaranya. Berikanlah kami lindungan Ilahiah-Mu!”

Dastuur ya rijalAllah
Ini adalah pertemuan yang sederhana dan untuk setiap acara kita mengucapkan a`udzu billahi min asy-syaythaan ir-rajiim, Bismillahi ’r-Rahmani ’r-Rahiim dan kita berlindung dari segala kotoran, kita berlindung dari orang-orang yang kotor, kita berlindung dari kehidupan yang kotor dan kita berlindung dari perbuatan yang kotor.

Kita memohon dari Sang Pencipta kita, Tuhan pemilik surga, Tuhan bagi semesta alam, dan ciptaan akan terus mengalir bagaikan sungai, tanpa henti.

Tak seorang pun yang mengetahui awalnya, tak seorang pun yang di mana akhirnya. Mustahil. Segala sesuatu yang… Dastuur ya Sayyidii, Ya Hadhratii! Segala sesuatu yang merupakan milik Pencipta kita Yang Maha Kuasa, Maha Memiliki Kebesaran, Maha Agung, kalian tidak dapat mengetahui sesuatu yang merupakan milik-Nya.
Tak diragukan lagi bahwa segala sesuatu adalah milik-Nya, karena Dia adalah Sang Pencipta. Kapan Dia sebagai Sang Pencipta? Dia adalah Sang Pencipta dari masa pra azali, pra abadi. Tak seorang pun yang mengetahui awal Eksistensi Allah dan tak seorang pun mengetahui Eksistensi Tuhan kita hingga masa azali, abadi.

Tak seorang pun mengerti makna dari abadi dan abadi itu adalah sesuatu yang tidak dapat dimengerti. Kalian hanya dapat mempercayainya dan di luar itu, kalian tidak mengetahui apa-apa.

Allah SWT (Huwa) azaliyyun, abadiyyun. Dia adalah, Eksistensi-Nya dari masa pra abadi hingga masa abadi, oooh.

Tetapi kita telah dianugerahkan beberapa, eh, kita mempunyai beberapa, kemampuan untuk bicara mengenai masa pra abadi dan abadi, hanya untuk mengatakan bahwa itu abadi, tetapi mustahil untuk memahaminya.

Ya, ciptaan-Nya tanpa henti dari masa pra abadi, terus berlanjut. Jangan berpikir bahwa Tuhan pemilik surga, Dia hanya mempunyai satu dunia, di mana kalian tinggal di dalamnya dan tidak ada yang lainnya. Tidak. Sebagaimana para astronom, mereka berkata bahwa ciptaan ini telah muncul sejak masa pra abadi, lalu berlari secara terus-menerus. Tak ada yang mengetahui kapan ia berawal dan kemudidan berlari, lari, lari tak tahu sampai di mana akhirnya.

Tidak, Dia adalah Tuhan pemilik surga. Dia hanya Satu. Dan Dialah satu-satunya yang dapat menciptakan dan ciptaannya terus-menerus muncul tanpa henti.

Wahai manusia! Kita telah dianugerahkan suatu pemahaman dan pemahaman kita melebihi pemahaman makhluk lainnya. Untuk setiap makhluk terdapat suatu level pemahaman. Kalian tidak dapat menemukan seseorang di dunia ini yang tidak mengerti tentang dirinya. Mereka semua mengetahuinya. Setiap orang, mereka mempunyai suatu level pemahaman dan ada tak terhingga ciptaan, dan setiap ciptaan yang muncul ke dunia ini dengan Perintah Suci Tuhan kita, Dia hanya mengatakan “Jadilah!” dan jadilah ia di dunia ini.

Kalian harus berusaha untuk mengetahui sesuatu berdasarkan kapasitas kalian atau berdasarkan kemampuan kalian, kalian dapat memahami sesuatu yang dikaruniakan kepada kalian.

Dan kalian sebagai seorang manusia, kalian tahu tentang diri kalian dalam satu arah pemahaman sementara orang kedua tidak menggunakan arah pemahaman itu. Kalian dapat memahami atau kalian telah dikaruniai suatu pemahaman tentang diri kalian dan kalian juga telah dikaruniai pemahaman tentang makhluk di sekitar kalian.

Ciptaan. Samudra yang tak pernah bertepi. Allahu akbar, Allahu akbar! Samudra tak bertepi.

Bahkan kalian, wahai orang-orang yang sombong, kalian mempelajari beberapa jalur ilmu pengetahuan, kalian mengatakan bahwa level dari makhluk yang berbeda-beda, kalian dapat mengatakan sesuatu secara umum, tetapi melalui eksistensi makhluk itu, ada banyak sekali level pemahaman karena setiap makhluk pasti tahu tentang Pencipta mereka.

Tetapi mengenai pengetahuan kalian, itu berdasarkan level pengetahuan kalian, jika kalian lenyap di dalamnya. Oleh sebab itu kita harus memberi lebih banyak waktu—barangkali kita harus memberikan seluruh kemampuan kita, kapasitas kita, pemahaman, kemauan, mentalitas dan kekuatan hati yang sakral melalui hati kalian, untuk memahami sesuatu, sesuatu lebih dan lebih lagi. Tetapi bila kalian mengatakan bahwa itu bukanlah suatu pengakuan yang terlalu besar, bahwa saya dapat mengatakan satu atom, kalian dapat mengetahui sesuatu tentang atom itu. Tetapi pengetahuan kalian mengenai atom itu bukanlah titik terakhir dari pengetahuan kalian.

Kalian harus menjaga apa yang kalian katakan yang membuat hamba yang lemah untuk berbicara mengenai hal semacam itu. Saya katakan dengan cara demikian untuk memberi pemahaman tentang Samudra Kekuasaan Tuhan kita yang tak pernah bertepi, tentang Kemampuan dan Kapasitas yang tak terhingga, tentang Otoritas dan Kehendak yang tak terhingga untuk menciptakan dan membawa ciptaan itu menjadi nyata, ciptaan yang tak terhingga dan tak terhingga banyaknya.

Apakah kalian berpikir bahwa Anda, Profesor Abdullah, bahwa kedua atom itu, masing-masing mengetahui satu sama lain, sebagaimana itu perlu diketahui dan dipahami? Apakah menurut kalian atom yang satu memahami tentang realitas atom kedua?

Tidak, itu adalah mustahil. Itu berasal dari kapasitas sebagaimana kemampuan untuk mengetahui tentang dirinya sendiri, tetapi saya tidak berpikir bahwa ada ilmuwan atau doktor, atau alam yang mengaku bahwa satu atom memahami atom lainnya sebagaimana ia mengetahui dirinya sendiri.

(Gas) Hidrogen: dua atom hidrogen. Apakah menurut kalian keduanya mengetahui rahasia dirinya masing-masing sebagaimana mereka mengenal diri mereka sendiri? Tidak mungkin.

Kau, kau adalah seorang pria, tetapi kau tidak bisa mengetahui rahasia pria yang lainnya. Ia mempunyai identitas, sebagaimana kalian juga mempunyai identitas lainnya. Kalian mempunyai kepribadian seperti halnya orang kedua, ia mempunyai identitas dan kepribadian.

Segala sesuatu (pada orang pertama) tidak mungkin berada dalam kategori yang sama dengan orang kedua. Masing-masing mempunyai kategori tertentu dan orang kedua tidak sepenuhnya masuk dalam kategori orang pertama.

Ada satu bulan, ada sepuluh milyar orang. Masing-masing pengetahuan mereka tentang bulan berbeda-beda. .

Bulan datang dan muncul melalui pengetahuan kita dan mentalitas kita di jalur lain, berbeda, berbeda, berbeda.

Mereka semua membuat saya berbicara tentang topik ini untuk memahami Kebesaran Tuhan pemilik surga, Sang Pencipta.

Jika kalian akan menjadi… (tidak mampu) tidak mampu untuk memahami dan menjadi mampu memahami, hal itu tidak akan sama dengan orang yang lain. Oleh sebab itu pemahaman orang terhadap bulan menjadi berbeda, berbeda, berbeda. Jutaan dan milyaran perbedaan. Itulah posisi Sang Pencipta untuk membuat orang mengetahui bahwa Dia, Sang Pencipta bukanlah seseorang yang kalian bayangkan.

Sang Pencipta, Allah SWT, di luar jangkauan pengetahuan kita, dan di luar yang dapat kita bayangkan. Bahkan imajinasi kalian tidak dapat mencapainya. . Dia adalah Yang Maha Besar, Tuhan pemilik surga, Tuhan Sang Pecipta.

Sekarang kita meminta dan mereka membuat saya berbicara mengenai hal ini, untuk menghancurkan kesombongan manusia. Karena setan meniupkan ke dalam mentalitas manusia mengenai ide-ide yang salah. Dan ia (setan itu) meminta untuk membawa manusia pada level yang mengatakan, “Sang Penciptamu yang itu, tidak mungkin, karena Pencipta kita juga di luar imajinasi kita.”

Dan imajinasi kita merupakan sesuatu yang kecil, kapasitas kita untuk berimajinasi akan semakin menurun, menurun, menurun dan akan berakhir hingga nol. Bahkan imajinasi kita tidak pernah mencapai sesuatu dari Eksistensi Pencipta kita. Mahasuci Allah.

Kita harus melanjutkan waktu demi waktu tentang hal ini untuk menghancurkan kesombongan manusia. Karena karakter paling berbahaya yang diambil manusia dari sumber-sumber setani adalah kesombongan itu.

Manusia meminta untuk menjadi orang yang sombong dan kita berusaha untuk membuat imajinasi mereka mencapai titik nol. Karena manusia akan mendapat penderitaan atau kerusakan yang hebat dari kesombongan itu dan jika kalian tidak menghancurkannya, kesombongan itu akan berlanjut dan kalian akan merusak dan menyakiti segala sesuatu dan kalian akan berada pada level di mana Tuhan pemilik surga meminta kalian untuk menjadi hamba-Nya.

Dari masa pra abadi, (Dia) bertanya kepada kalian, “Wahai hamba-Ku! Apakah kau menerima-Ku sebagai Penciptamu?” Mereka semua berkata, “Bala - ya, Allah SWT, kami adalah hamba-hamba- Mu." Itulah ikrar kita di Hadirat Ilahi di mana pada saat itu belum ada waktu dan ruang.

Tak ada waktu, tak ada ruang, (dan Dia SWT) bertanya, “Apakah kau menerima-Ku dalam Eksistensi-Ku saja? Apakah kau bersujud kepada Ketuhanan-Ku yang Agung, wahai hamba-Ku? Apakah kau menerima bahwa Aku adalah Tuhanmu, Yang Maha Tinggi dan Mahasuci? Apakah kau menerima bahwa kau adalah hamba-Ku dan Aku adalah Tuhanmu?"

Kita berkata, "n`am, ya Tuhan kami! Kami menerima itu yang utama.” .. bahwa kami membuat `ahad, sumpah itu. Setan datang dan berkata, "Tidak! Kalian harus minta, kalian harus berusaha untuk masuk ke dalam eksistensi seseorang. Kalian harus berusaha untuk menjadi orang yang sombong di Hadirat Ilahi."

Siapa kalian yang berani mengatakan hal ini? Tetapi ajaran setan hanya pada hal tersebut, yaitu untuk membuat orang berikrar bahwa mereka adalah seseorang dalam eksistensinya.

Tidak, kalian harus berikrar dan kalian harus menjadi tsaabit, (teguh) teguh dalam penghambaan dan hamba tidak dapat mencapai level untuk menjadi sombong sejak masa pra abadi hingga masa abadi.

Dan segala sesuatu yang akan membuat orang rusak adalah mengaku bahwa, “Aku adalah orang yang sombong.” Dan mereka menciptakan, saya dapat mengatakan, umat manusia yang membuat sebutan tak terhingga banyaknya untuk membuat itsbaat al-wujuud, setiap orang meminta agar dibuatkan bukti bagi mereka bahwa mereka adalah sesuatu dalam eksistensinya, oleh sebab itu mereka mengaku bahwa mereka adalah orang-orang yang sombong dan kemudian para malaikat menendangnya sebagaimana mereka menendang setan.

Dan seluruh nabi datang untuk mengajarkan manusia mengenai sumpah mereka di Hadirat Ilahi dan untuk menerima bahwa mereka hanyalah hamba dan hamba tidak bisa sombong dan kesombongan hanya untuk Allah SWT.

Wahai manusia
Datang dan dengarkan
Apa yang berkata pada kalian
Makhluk-makhluk surgawi
berkata, memanggil kalian
untuk menjadi hamba
bagi Tuhan Sang Pencipta

sejak masa pra abadi
hingga masa abadi
hingga abadi
hanya Dia
yang bisa sombong
hanya Tuhan kalian saja
Tak ada yang lain
Yang bisa sombong

Kalian harus berusaha
Untuk menyatakan penghambaan kalian
Sebagaimana kalian telah memberi
Ikrar kalian pada waktu itu
Di mana belum ada waktu
Tak ada ruang, tak ada waktu
Kalian mengatakan
"Engkau adalah Tuhan kami!
"Hanya Engkau yang ada dan tak ada yang lain!"

Fatiha
mengerti? (Ya Tuan, alhmadulillah, indah sekali)
(Mawlana menyanyi)
Wahai manusia datang dan dengarkanlah
Datang dan terimalah
Apa yang surga,
Surga katakan kepadamu
Pasang telinga kalian untuk mendengar
Bahwa kalian hanyalah hamba
Tak ada tuhan, tuhan yang lain, mustahil

Wahai manusia!
dumm,dumm,dumm, dummm,dumm, dumm,
dumm,dumm,dumm, dummm,dumm, dumm.
Allah Allah Allah Allah
Allah Allah Allah Allah
Allah Allah Allah Allah
Allah Allah Allah Allah
Seluruh Keagungan, seluruh Kemegahan
Seluruh Kehormatan adalah untuk-Mu
Wahai Tuhanku, Sang Pencipta kita
Kami adalah hamba-Mu yang lemah
Kau adalah Tuhan kami
Dan Pencipta
Berkatilah jiwa kami,
Bersihkanlah jiwa kami,
Berikanlah kami dari
Cahaya Ilahiah-Mu
Agar menjadi murni, murni, murni…

kullu maa ... basma baarii, baar maa fii kullu maa fiihimu
taysraanii talaanii talmati taatiituuu
kullu maa tuu taa tii tuu
saysaanii salaaniii,
salmaanii saa sii suu,
kullu maa saa sii suu

Allah, Allah, Allah, Allah, Allah
Allah Allah Allah Allah Allah Allah
Allah Allah Allah Allah Allah

Hanya Engkau satu-satunya yang eksis,
Tidak ada yang lain
Eksistensi, dunia atau akhirat,
Wahai Tuhan kami,

Allah Allah Allah Allah Allah Allah Allah
Huwa Allah

42? (Sayyidii, mereka bertanya kapan Ramadan tiba?)

Ramadan jatuh pada hari Jumat, insya-Allah dan besok malam tarawiih. Jumat adalah hari pertama Ramadan dan Allah memberi kita dari Samudra-Nya yang tak bertepi untuk percaya dan untuk bergembira dan untuk mengikuti Perintah-Nya yang suci, untuk menjadikan penghambaan kita hanya untuk-Nya, Yang Maha Kuasaaaaaa.

Wa min Allah at Tawfiq
SYARIF SILAHUL MUKMIN

Zikir


Pertanyaan yang banyak diutarakan mengenai zikir antara lain adalah:
Bagaimana pada umumnya para ulama dari keempat Mahzab berpendapat mengenai zikir? Apakah zikir mempunyai dasar dalam al-Quran dan hadis? Salafi menuduh orang yang duduk berzikir bersama--baik dengan keras maupun dalam hati--sebagai penyimpangan dan klenik.
Dapatkah zikir dilakukan dengan suara keras atau dalam hati? Beberapa Salafi berkeberatan dengan zikir dengan suara keras (zahar) dan menegaskan bahwa zikir harus dilakukan dalam hati (khafi), sementara yang lain berpendapat sebaliknya.
Dapatkah zikir dilakukan secara bersama-sama atau harus dilakukan secara individu? Beberapa Salafi keberatan jika dilakukan secara berkelompok, mereka menyatakan bahwa zikir harus dilakukan oleh setiap individu, tetapi yang lain keberatan kalau dilakukan secara individu sebab menurut mereka itu berarti anti sosial dan seperti di biara atau kuil.
Dapatkah zikir dilakukan secara teratur dan frekuentif? Beberapa Salafi keberatan dengan hal ini sebab penekanan yang berlebihan terhadap zikir dapat mengganggu seseorang dari usaha mencari uang, belajar, konferensi, atau jihad.
Dapatkah ada gerakan ketika berzikir? Salafi menginginkan agar orang tidak bergerak ketika melakukan zikir. Mereka akan keberatan jika ada yang melakukannya (bergerak atau bergoyang).
Dapatkah zikir dilakukan dalam suasana yang remang-remang?
Dapatkah nama Allah diucapkan selama berzikir? Salafi menyatakan tidak!
Dapatkah tasbih digunakan untuk menghitung bilangan-bilangan dalam zikir? Beberapa �Salafi� menuduh bahwa hal itu adalah bid’ah dan sesat.

Kebesaran Allah swt. Membersihkan Segala Dosa


Shuhbah oleh Maulana Syekh Muhammad Hisham Kabbani q.s.
5 Juli 2003, Jakarta, Indonesia

Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, `Aziz Allah
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Karim Allah
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Subhan Allah
Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Sulthan Allah

Allah ??Dia adalah Sulthan, Dia adalah Sang Pencipta. Dia adalah Satu yang tidak seorang pun tahu.

Di hadapan `azhamat Allah ?, Kebesaran, tiada satu pun yang nampak. `Azhamatullah Kebesaran-Nya tak dapat digambarkan. Kebesaran-Nya tak mungkin dimengerti. Fokus utama dalam setiap buku agama di dunia ini adalah Allah ?. Dan semua buku yang ditulis di dunia ini dianggap tidak berarti, bahkan tidak satu partikel pun, tidak, tidak sebuah atom pun, mereka tiada artinya dibandingkan dengan kalimat Allah ?. Satu-satunya yang penting dan besar dari segala ilmu (`ilm) adalah al-Quran. Segera setelah al-Quran dalam skala pentingnya adalah hadits an-Nabi. Jadi `azhamat Allah ?, `azhamatullah, tak dapat diuraikan dalam bentuk apapun, dalam buku apapun selain al-Quran dan al-Hadits. Dan apa yang al-Quran ungkapkan dan uraikan hanyalah sebuah informasi untuk kita, dan kenyataan (haqiqat) dan rahasia `azhamat-Nya masih tetap tersembunyi � itu tetap merupakan sebuah rahasia dalam al-Quran. Itulah sebabnya mengapa diukur dari `azhamat Nya, segala sesuatu lainnya hilang, seperti tidak ada.

Marilah kita meninjau dunia ini, untuk memberikan sebuah amsal (contoh) dari dunia ini, karena kita tidak dapat memberikan contoh dari akhirat, dari Sumber Langit. Seekor semut tidak nampak dibandingkan dengan seekor singa, itu adalah tidak berarti. Seekor semut dibanding dengan seekor gajah tidak berarti apa-apa. Semut itu di hadapan gajah, dengan tubuhnya yang besar sekali, (seperti) tidak ada. Jadi semut itu tidak (akan) melukai gajah itu. Bahkan jutaan semut bagi gajah tidak akan melukainya. Kadang-kadang engkau melihat, dalam dokumentasi masalah binatang (video), burung-burung bertengger di atas gajah. Mereka tidak melukainya.

Banyak semut mungkin mendaki gajah, itu tidak mengganggunya. Namun semut-kepada-semut, meskipun mereka sangat kecil, mereka saling melihat bahwa lawannya adalah besar. Mereka (masing-masing) berpikir bahwa mereka adalah pemilik alam semesta ini sambil berkata, sayalah Sang Semut! Dan semut lainnya berkata, sayalah Sang Semut lainnya! Itu adalah contoh kita. Kita seperti seekor semut--dan bahkan seekor semut pun bukan�-dalam alam semesta yang luar biasa besarnya ini. Engkau tidak dapat membuat perbandingan dengan Sang Pencipta. Tetapi buatlah perbandingan dirimu dengan bumi ini. Engkau melihat dirimu sebagai tidak berarti dibandingkan dengan bumi ini.

Dan bumi ini dengan isinya, dibanding dengan galaksi yang kita berada di dalamnya, bukanlah apa-apa. Dan galaksi-galaksi ini, dan galaksi kita dibanding dengan galaksi-galaksi lain bukanlah apa-apa, itu hanya kecil saja. Jadi mengapa semut dengan semut saling berkelahi dan untuk apa? Mengapa manusia saling berkelahi, bila mereka adalah seperti semut dibandingkan dengan alam semesta ini?

Wahai bani Adam, tiada satupun yang akan mengisi (memenuhi) matamu dari keserakahan kecuali debu kuburan. Hanya bila mereka menaburkan debu pada matamu, ketika mereka menimbunmu dengan debu di situ, maka Allah ??akan membuat kamu melihat dan mendengar. Mereka melemparkan debu (tanah) kepadamu.
Minhum khalaqnakum, wa fihum nu`idukum, wa minhum nukhrujukum tawratan ukhra. Dari (tanah-bumi) Kami menciptakan kamu, dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu, dan dari padanya Kami akan mengeluarkanmu sekali lagi. [QS 20:55]
Inna lillahi wa inna ilayhi raji`un. - "Dari Allah ??kami berasal, dan kepada Nya kami kembali." [QS 2:156]
Pada saat itu kamu berkata, �Ya Rabb omong-kosong apa pula yang telah kami jalani dalam kehidupan ini? Kamu melihat dirimu pada waktu itu, dan menyadari bahwa apa yang kamu lakukan tidak lagi dapat diperbaiki, itu sudah selesai.

`Azhamatullah, Kebesaran Allah ?, tidak dapat dibandingkan dengan apapun. Itulah sebabnya ketika kita mengatakan astaghfirullah ul-`azhim, saya memohon ampunan dari Allah al Azhim, kami memohon ampunan (istighfar) dari dosa-dosa kami. Dan apa yang kita katakan? Kita tidak hanya berkata astaghfirullah, apa yang kita katakan? Kita lanjutkan dengan al-`azhim. Kita katakan Astaghfirullah ul-`azhiim.. Kita membawa-bawa Kebesaran-Nya, meletakkan dosa kita di hadapan `azhamatullaah. Engkau meletakkan dosamu di hadapan `azhamat itu. Dosa apa yang masih akan tinggal? Mereka hilang (menghilang). Di hadapan Kebesaran Allah ??segala sesuatu hilang.

Sebuah contoh dari kehidupan kita sehari-hari adalah seekor semut mendatangi seekor gajah. Apapun yang dilakukannya kepada gajah itu tidaklah berarti apa-apa. Itu artinya bila engkau bertaubat atas dosamu di hadapan `azhamat Allah ?, dosa itu dibanding dengan Kebesaran-Nya menjadi tidak berarti. Allah ??sepenuhnya melupakan dosa itu dan membuangnya habis. Dan itulah sebabnya kita memohon taubat sambil mengucapkan, Astaghfirullah al-`azhim. Kita memohon ampunan Allah ?, min kulli zhambin `azhiim�-dari segala dosa besar. Saya memohon ampunan Allah ??melalui `azhamat-Nya. Bahwa di hadapan `azhamat- Nya, Kebesaran-Nya, segala sesuatu menjadi hilang.

Bila seseorang sakit oleh kanker darah, leukemia, bagaimana mereka menanganinya? Mereka memberinya darah baru setiap kali; betul? Karena darah lamanya telah mati, itu telah dimakan (oleh sel kanker). Tiada lagi ada kehidupan di dalamnya. Mereka memberinya darah baru dan itulah yang mempertahankan hidupnya.

Jika mereka membiarkan darah (lama) di dalam tubuhnya, orang itu akan meninggal. Karena orang itu tidak dapat hidup dengan sesuatu yang telah dimakan, sesuatu yang kotor, sesuatu yang tidak ada kehidupan di dalamnya. Tidak lagi ada mineral dan vitamin di dalamnya; itu gelap dan jahat dan sangat merusak bagi kehidupan dirinya. Dia akan mati. Untuk menolongnya mereka harus memberinya darah baru, yang sepenuhnya diperkaya dengan oksigen yang dapat menyegarkan hidupnya kembali dan menjaga siklus peredaran dalam dirinya tetap hidup.

Allah ??meletakkan hikmah (kebijaksanaan) dalam segala sesuatu. Kita harus mengerti Kebesaran-Nya. Dia menunjukkan kepada kita. Lihatlah di kala darahmu kotor kamu akan mati. Engkau harus memiliki darah baru karena darah mengalir ke tiap sel dalam tubuh, setiap jalan darah di tubuh, setiap pipa kapiler di tubuh.

Ilmuwan mengatakan bahwa jika mereka mengambil setiap jalan darah yang terdapat dalam tubuh, dengan semua pipa kapilernya, jalan darah yang sangat sangat lembut ini yang tidak dapat kamu lihat dengan mata normal kamu, yang digunakan oleh darah untuk mengalir, dan mengatur mereka dalam satu jalur dari awal kembali ke awalnya, mereka akan merentang sejauh jarak dari bumi ke rembulan.

Lihat pada `azhamatullah. Dia memberi tahu kita melalui penemuan ilmu pengetahuan (sains) bahwa jalan darah dan pipa kapiler itu, jika disambung dari awal sampai akhir semuanya akan merentang suatu jarak dari bumi ke rembulan. Berapa panjang jarak dari bumi ke rembulan (bertanya kepada Sutono)? Kamu tidak tahu? Bukankah kamu seorang ahli fisika (physicist), seorang ilmuwan? Itu adalah 300.000km dalam jangka besaran itu.

Dan kecepatan cahaya adalah 300.000km per detik. Itu artinya bahwa dalam satu detik bergerak dengan kecepatan cahaya, cahaya itu akan menempuh 300,000km. Jadi dari bumi ke rembulan cahaya mencapainya dalam satu detik.

Dan Allah ??menggambarkan Nabi ? sebagai sirajan munira, dia adalah rembulannya kemanusiaan. Dia adalah satu yang memberikan cahaya dalam gelapnya malam.

Matahari mewakili sumber cahaya. Rembulan adalah pemantul cahaya itu. Matahari digambarkan sebagai sumber cahaya dari Hadirat Ilahi. Dan rembulan digambarkan sebagai pemantul cahaya itu, karena rembulan tidak memiliki cahaya sendiri, itu hanya memantulkan cahaya matahari. Dan Nabi ??digambarkan sebagai rembulan.
Jadi pantulan dari Sumber Surgawi digambarkan oleh matahari:

wasy-syamsi wa dhuhaaha, wal-qamari idzaa talaahaa
Demi matahari dan cahayanya yang gemilang, dan dengan rembulan yang mengikuti-nya (matahari) [QS 91: 1,2].

Matahari dan sumber cahayanya dan rembulan yang mengikutinya dan menyebarkan sinarnya bagi yang membutuhkannya.
Jadi rembulan adalah pemantul cahaya, itu artinya Nabi ? yang digambarkan sebagai rembulan--memantulkan semuanya (yang dia tangkap dari matahari) kepada kita. Dan ilmuwan, seperti yang kita katakan, mendapatkan bahwa panjang seluruh saluran darah, pipa kapiler dan limfoid (kelenjar getah bening) seluruhnya akan merentang jarak antara bumi dan rembulan. Itu artinya jarak dari bulan kepadamu, jarak seluruh saluran darah, pipa kapiler yang dialiri darahmu, adalah 300.000 kilometer. Itu artinya antara kamu dengan haqiqat, ma`rifat, kebenaran dan pengertian Hadirat Ilahi, terdapat sebuah jarak, dan jarak itu adalah jarak antara pintu Nabi ? dan dirimu: jarak itu adalah 300.000km. Sebagaimana jarak antara rembulan dan bumi, sebagaimana Nabi ? adalah pemantul Cahaya Surgawi, dan dia adalah pemantul yang memantulkan cahaya itu, begitu juga jarak antara dia dan kamu adalah 300.000 (apa satuannya?).

Jadi, jika sistem kalian bersih, dan (sistem) itu tidak mengandung limfosit (sel darah putih yang ganas) dan darah kotor, dalam satu detik Nabi ? dapat mencapai kamu dan kamu dapat mencapai Nabi ? dalam satu detik, pada (dengan?) kecepatan cahaya. Dan jarak itu menggambarkan tubuhmu dan apa yang menjadi isinya.

Jika seseorang memiliki darah kotor, sebuah kanker dalam sistemnya, itu artinya seluruh saluran darah, pipa kapiler dan penampungan darah sepanjang 300.000km, adalah kotor. Itu artinya bahwa seluruh sistem telah tercemar oleh darah yang mati itu. Jadi apa yang harus mereka lakukan? Mereka harus membawa darah baru secara lengkap (paripurna) untuk memperbaharuinya dan untuk mempertahankan sistem itu berfungsi, dan jika engkau dapat mempertahankan (sistem) itu bersih secara paripurna, itu artinya tubuhmu akan tetap hidup.

Jika engkau tidak dapat mempertahankan (sistem) itu bersih, itu artinya engkau tewas. Dan seorang yang mati apa yang diperlukan? Dimasukkan ke dalam kubur dan ditimbuni tanah. Kubur itu akan membersihkannya, karena (tanah) itu memakan kotoran (tubuhnya).

Lendir (ludah) anjing adalah najas [mengotori secara ritual]. Sesuai dengan syari`ah apa yang akan membersihkannya? Tanah, debu. Engkau harus membersihkannya enam kali dengan air dan sekali dengan debu agar supaya tanganmu menjadi bersih secara ritual. Dalam contoh ini berarti debu membersihkan semuanya. Darahmu itu (termasuk) semuanya itu. Jika engkau memiliki hati yang mati dan darah yang mati, engkau telah kehilangan segalanya. Jadi apa yang kamu perlukan pada saat seperti itu: engkau memerlukan sebuah pengasingan untuk melepaskan dirimu dari dunya sama seperti engkau pergi ke rumah sakit untuk mengganti darahmu ketika itu tercemar�sama secara analogi engkau masuk ke dalam pengasingan untuk membersihkan darah bersifat kanker dan untuk memasukkan darah baru yang membuat engkau mampu mencapai rembulan� nur (cahaya) Sayyidina Muhammad ?.

Setiap kali kamu memerlukan penggantian darah, engkau harus mengatakan Astaghfirullah al-`Azhim wa atuubu ilayh. Istighfar itu mengganti darah mati itu menjadi darah bersih. Itu menjadikan darah penuh dengan kehidupan. Hidupmu adalah istighfar. Tiada satupun memberikan kehidupan sehingga hati di dunia akan menjadi tersambung dengan asal-muasalnya Inna lillahi wa inna ilayhi raaji`un -- "Kami milik Allah ?, dan kepada-Nya kami kembali," kecuali istighfar. Hal satu-satunya yang dapat memberimu kehidupan itu adalah istighfar.

Serta-merta engkau membuka mulut untuk mengatakan Astaghfirullah, sebelum mencapai al-`Azhiim, para malaikat akan (sudah) mengerjakan jantungmu memompa darah baru. Itu karena `azhamat-Nya Luar Biasa Besar-Nya (sehingga) tiada kotoran dapat terbentuk (eksis). Di hadapan Kebesaran Luar Biasa-Nya tidak ada satupun bisa eksis. Ketika kamu menyebut Kebesaran-Nya dengan mengatakan, Engkau adalah al-`Azhim! Apalah sekedar dosaku ini, aku memohon ampunan dan aku bertaubat kepada-Mu, maka serta-merta para malaikat membuang setiap kekotoran dari darah itu dan meletakkan sesuatu dari cahaya Kebesaran-Nya ke dalam hatimu.

Beberapa pasien kanker ditangani dengan kemoterapi. Kemoterapi membunuh pemekaran sel kanker itu, menghentikan sel mati itu atau mencegah pemekaran sel kanker yang memakan sel lainnya yang masih sehat. Jadi kemoterapi menggunakan semacam sinaran bersamaan dengan obat-obatan yang menghentikan kanker di dalam tubuh. Begitu juga dengan `azhamatullah. Segera setelah engkau mencapai (pada pengucapan) al-`azhim, apa yang dapat bertahan di hadapan `azhamat-Nya? Tiada suatu pun dapat menjadi hambatan antara kamu dengan Kebesaran-Nya. Dengan Kebesaran-Nya, Allah ??menghancurkan setiap kekotoran dengan cahaya itu yang dibawa oleh para malaikat. Terdapat malaikat khusus yang diciptakan dari Kebesaran-Nya yang membawa cahaya dari Kebesaran-Nya, menunggu para abdi untuk (yang ingin) bertaubat. Kemudian mereka datang lengkap dengan semua dukungan mereka untuk membakar habis penyakit kanker yang mengenai sistemmu. Untuk secara paripurna memusnahkan kebusukan dan setan dan kegelapan yang mengenai hatimu dan menggantikannya kembali menjadi hidup. Hidup yang dimaksudkan di sini berarti cahaya yang membawa kembali cahaya ke dalam hatimu lagi, sehingga dengan memompanya itu akan membawamu kepada pintu Nabi ? dan dari Nabi ? kepada Pintu Allah ?.

Apabila engkau telah bersih dan engkau siap untuk menerima Sumber Surgawi, Setan mendatangimu pada saat lain dan membuatmu kotor (lagi). Maka hari berikutnya kamu harus membersihkan dirimu sekali lagi. Kemudian hari berikutnya Astaghfirullah al-`azhim wa atuubu ilayh Astaghfirullah al-`azhim wa atuubu ilayh. Astaghfirullah al-`azhim wa atuubu ilayh seratus kali. Mengapa seratus kali?

Untuk membersihkan kembali dari kekotoran yang Setan cemarkan kepada darah surgawi yang berada dalam dirimu, yang telah dia gelapkan (kotori) lagi. Engkau dapat melihat bercak-bercak gelap di dalamnya, dan engkau harus membersihkannya kembali.

Mengapa seratus kali? Karena engkau meminta dari Kebesaran Allah ? `azhamat dan setiap asma �ul-husna Allah ??memiliki cahaya yang berbeda dan kekuatan yang berbeda. Allah ??memiliki 99 Nama, dan Nama yang meliputi (mencakup itu semua) adalah Allah ?, sehingga menjadi seratus Nama yang para `ulama anggap sebagai Nama terkemuka (dan para `ulama tahu bahwa Allah ? memiliki banyak sekali Nama lainnya). Sehingga terdapat 99 Nama dan dengan Nama Utama Allah ??menjadikan itu seratus. Jadi dengan jalan istighfar, kita memohon untuk menggapai dari setiap Nama�seperti sebuah pelangi� sebuah cahaya `azhamat yang berlain-lainan untuk membersihkan diri kita dan menyegarkan diri kita dan membawa kita kembali kepada hidup.

Kemudian Allah ??akan mendadani kamu dengan cahaya dari setiap Nama. `azhamat itu datang untuk memusnahkan penyakit kanker itu yang akan menghancurkan kamu. Dan kemudian hari berikutnya kamu berada dalam situasi seperti itu lagi (terpengaruh setan). Kemudian kamu membaca lagi seratus (istighfar), saat lain mereka mencoba kamu lagi dan kemudian mereka memberimu lagi lebih banyak, mereka masih membersihkan kamu saat lain lagi.

Itu artinya kamu seperti lampu-lampu ini (yang berada di ruang ini). Mereka itu hanya (berkekuatan) 20 atau 60 watt. Engkau tidak memberi cahaya (terang) lebih dari itu.

Kini malam ini lampu-lampu berkekuatan berapa watt? 25-30 atau berapa pun itu. Hanya itulah yang dapat kamu capai, karena di siang hari engkau melakukan istighfar. Maka pada waktu malam larut ketika kita duduk di sini sebelum shalat al-Fajr, ketika fajar belum menyingsing dan kamu masih belum dapat melihat (hari masih gelap)--20 watt itu yang kamu miliki sudahlah mencukupi. Ketika kamu mulai membaca istighfar, cahaya (mu?) itu mulai bertambah. 20 atau 30 watt atau berapa pun besarnya itu, bertambah. Namun ketika fajar menyingsing cahaya (mu?) menjadi seperti tidak ada apa-apanya. Jadi apa yang terjadi? Cahayamu kembali menjadi nol, karena Setan membawamu kembali dan membawamu kembali dan membawamu kembali. Sehingga lampu dengan watt yang rendah itu tidak lagi berguna. Engkau telah membuat cahaya yang engkau miliki menjadi mati.

Cahaya itu hanya memberikan terang di sekitarnya pada jarak yang pendek, karena (lampu) itu tidak meningkat kekuatannya. Itu hanya akan selalu 20 watt atau 30 watt. Mengapa? Karena setiap hari memusnahkan (diri) nya. Setiap hari engkau membuat istighfar, dan itu membuatnya normal kembali, tetapi itu tidak menambah (kekuatannya). Itu tidak menimbulkan �cahaya atas cahaya�-- nur `ala nur�. Kita akan tetap pada kekuatan 20 watt, itulah sebabnya kita berada pada batas (limit), batas yang harus bertaubat lagi pada hari berikutnya. Itulah sebabnya kita berlari-lari dan menjadi lelah dan tidak mencapai apa yang Allah ??kehendaki atas kita untuk mencapainya dan apa yang Nabi ? kehendaki kita mencapainya.

Awliya Allah ?, ketika mereka dibersihkan dengan jalan istighfar, Allah ??memberikan kepada mereka hal yang sama dengan yang diberikan-Nya kepada kita. Namun mereka tidak mengotori atau mencemari darah mereka dengan lukemia setiap kalinya. Mereka mempertahankannya tetap bersih, sehingga keesokan harinya, ketika mereka menerima lebih banyak lagi (cahaya surgawi), itu menambah (menjadi lebih besar dari sebelumnya). Jadi lampu 20 watt menjadi 40 watt, hari berikutnya itu menjadi 60 watt, hari setelah itu menjadi 80 watt, hari setelah itu menjadi 100 watt, hari setelah itu menjadi 200, hari setelah itu menjadi sebuah lampu sorot (spotlight) yang memberikan penerangan yang lebih gemilang, sebuah lentera besar. Di situlah letak perbedaan antara awliya Allah ??dengan kita, karena kita kembali lagi ke belakang melalui siklus kekotoran yang sama setiap hari dalam kehidupan kita sehari-hari, curang, menipu, bergunjing, membuat segala macam dosa setiap kali dan berkali-kali. Para awliya berusaha untuk melindungi diri mereka � untuk menyingkirkan segala dosa yang akan mencemari darah mereka sehingga mereka menjadi lebih gemilang dan gemintang setiap kali dan hubungan mereka dengan Nabi ? akan lebih kuat. Tidak terdapat kebocoran dalam pipa yang menghubungkan mereka dengan Nabi ?. Tidak terdapat lubang (bocor) dalam pipa itu, sehingga tidak ada jalan bagi air (yang mengalir dalam pipa itu) untuk lolos terbuang, dan untuk alasan ini mereka menerima informasi (surgawi) yang tidak kita terima.

Setiap hari mereka akan didandani dengan busana asma �ul-husna Allah ??yang lebih banyak dan lebih banyak lagi. Mereka tidak mencemari cahaya itu.

Dengan spotlight yang awliya Allah ??miliki mereka dapat melihat ke jarak yang lebih jauh lagi. Lihatlah, ketika sebuah pesawat terbang akan mendarat, dia memiliki sebuah spotlight yang besar, yang dengannya pilot itu dapat melihat satu mil kedepan. Tetapi kalau kamu hanya memiliki lampu minyak tanah atau sebuah lilin apa yang dapat kamu lihat (dalam gelap)? Tak satupun. Engkau hanya dapat melihat empat diding ruangan ini.

Itulah sebabnya awliya dapat melihat hati murid mereka. Mereka dapat melihat apa yang akan terjadi di waktu mendatang. Allah ??menganugerahi mereka kekuatan itu. Bagi mereka itu bukanlah masa mendatang. Cahaya mereka dapat mencapainya dengan segera, karena Allah ??memberi mereka sebuah cahaya dengan intensitas tinggi. Mereka dapat mengarahkan cahaya itu dan melihat jauh ke depan. Ada awliya yang dapat melihat satu mil ke depan. Beberapa di antara mereka dapat meningkatkan (kecemerlangan) cahaya mereka dan melihat dua mil. Beberapa dapat melihat seratus mil ke depan. Ada awliya yang dapat melihat jarak yang ditempuh sedetik kecepatan cahaya. Ada awliya yang dapat melihat sejauh satu menit perjalanan cahaya. Ada awliya yang dapat melihat sejauh seratus tahun perjalanan cahaya. [Apa yang dapat mereka lihat] tidak lagi diukur sebagai jarak; melainkan dalam perjalanan tahun cahaya. Beberapa Awliya Allah ??dapat melihat satu juta tahun perjalanan cahaya.

Itulah sebabnya mereka dapat melihat asal usulmu, di mana kamu terletak di antara berbagai bintang-gemintang itu. Dan mereka dapat mengambil informasi tentang dirimu dari visi yang Allah ??karuniakan kepada mereka. Ittaqqu firasat al-mu�min fa innahu yandhuru binallah--Hati-hatilah dengan pandangan (visi) orang beriman (wallahi), karena sesungguhnya mereka melihat dengan Cahaya Allah ?. Cahaya itu Allah ??berikan kepada mereka dari Cahaya-Nya.

Wa min Allahi at-tawfiq, bi-hurmatil Fatiha.

Syekh Muhammad Hisham Kabbani q.s.



Syekh Muhammad Hisham Kabbani q.s. adalah seorang ulama dan syekh sufi yang berasal dari Lebanon. Beliau lulusan American University di Beirut dalam bidang kimia. Dari sana beliau melanjutkan studi kedokteran di University of Louvain, Belgia. Beliau juga meraih gelar di bidang Hukum Islam dari Universitas al-Azhar, Damaskus. Sejak usia 15 tahun, beliau telah menemani Syekh `Abdullah ad-Daghestani q.s. dan Syekh Muhammad Nazim al-Haqqani q.s., syekh agung Tarekat Naqsybandi yang mulia di masa ini. Beliau banyak melakukan perjalanan ke segala penjuru di Timur Tengah, Eropa, dan Timur Jauh untuk menemani syekhnya.

Pada tahun 1991 beliau diperintahkan syekhnya untuk pindah ke Amerika dan mendirikan yayasan bagi Tarekat Naqsybandi di sana. Sejak saat itu, beliau telah membuka 13 pusat sufi di Kanada dan Amerika Serikat. Beliau telah mengajar di sejumlah universitas, seperti: the University of Chicago, Columbia University, Howard, Berkeley, McGill, Concordia, dan Dawson College, demikian pula dengan sejumlah pusat keagamaan dan spiritual di seluruh Amerika Utara, Eropa, Timur Jauh dan Timur Tengah.

Misi dari Syekh Hisham Kabbani q.s. di benua Amerika adalah untuk menyebarkan ajaran sufi dalam konteks persaudaraan umat manusia dan kesatuan dalam kepercayaan kepada Tuhan yang terdapat dalam semua agama dan jalur spiritual. Usahanya diarahkan untuk membawa spektrum keagamaan dan jalur-jalur spiritual yang beragam ke dalam keharmonisan dan kerukunan, dalam rangka pengenalan akan kewajiban ummat manusia sebagai kalifah Tuhan di bumi ini.


Sebagai seorang syekh sufi, Syekh Hisham q.s. telah diberi wewenang untuk membimbing para pengikutnya menuju Cinta Ilahi dan menuju tingkatan spiritual yang telah digariskan Sang Pencipta. Latihan spiritual yang berat yang telah ditempuhnya selama 40 tahun di bawah pengawasan syekh besar dan syekhnya, telah menganugerahinya kecakapan yang tinggi mencakup kebijaksanaan, cahaya ilahiah, intelektual yang diperlukan seorang guru sufi sejati.

Misi Syekh Hisham q.s. yang jauh melampaui target di Amerika adalah kontribusinya yang unik terhadap usaha umat manusia dalam mencapai takdir tertingginya, yaitu kedekatan dengan Tuhannya. Usaha beliau untuk membawa kesatuan hati dalam gerakannya menuju Inti Ilahi merupakan warisan terbesarnya kepada dunia Barat.

Syekh Hisham q.s. adalah keturunan Rasulullah saw. baik dari jalur Ayah dan Ibunya (al-Hasani al-Husayni). Dari istrinya, Hj. Nazihe Adil yang merupakan putri Syekh Nazim al-Haqqani q.s., beliau dikaruniai 3 putra dan 1 putri, serta beberapa cucu yang semuanya menetap di Fenton, Michigan.

Beberapa posisi yang beliau duduki di Amerika saat ini antara lain: Ketua Islamic Supreme Council of America (ISCA), penasihat dalam Unity One, yaitu sebuah organisasi yang ditujukan untuk perdamaian antar-gang di Amerika, penasihat dalam Human Rights Council, penasihat dalam American Islamic Association of Mental Health Providers dan penasihat dalam Office of Religious Persecution, US Department of State.

Beberapa tulisannya yang telah dipublikasikan secara internasional antara lain: Classical Islam and the Naqshbandi Sufi Tradition, Naqshbandi Sufi Way: the Story of Golden Chain, Angels Unveiled-Sufi Perspective (edisi Indonesia: Dialog dengan para Malaikat, diterbitkan Hikmah), Pearls and Coral, Encyclopedia of Islamic Doctrine (7 volume), The Permissibility of Mawlid, “Salafi” Movement Unveiled, dan The Approach of Armageddon? (edisi Indonesia: Kiamat Mendekat, diterbitkan Serambi).

Sejak tahun 1997, beliau telah beberapa kali berkunjung ke Indonesia dan sekarang telah memiliki ribuan murid yang tersebar di pelosok Jakarta, Sukabumi, Bandung, Pekalongan, Semarang, Tuban, Surabaya, Batam, Aceh, Padang, Bukittinggi, Bali dan lain-lain, yang semuanya terwadah dalam suatu keluarga besar Jemaah Tarekat Naqsybandi al-Haqqaniyah yang dalam keorganisasiannya dikelola Yayasan Haqqani Indonesia.